Ragam Gangguan Jiwa Pada Remaja


Jumlah remaja yang mengalami gangguan jiwa secara statistik lebih sedikit daripada remaja yang mengalami masalah kesehatan jiwa. Meskipun demikian, penting bagi pendidik dan orang tua untuk lebih memahami gambaran umum gangguan jiwa pada remaja seusia peserta didik agar dapat segera menghubungkan mereka dengan pelayanan kesehatan jiwa untuk meminimalisir semakin beratnya gangguan, serta melakukan modifikasi pembelajaran yang dibutuhkan.

Pendidik dan orang tua perlu mengetahui ragam gangguan jiwa pada remaja, dampak yang ditimbulkan apabila tidak tertangani, serta pendampingan yang dapat dilakukan pada remaja dengan gangguan jiwa. Hampir sekitar 300 gangguan jiwa terdaftar dalam manual internasional dan nasional yang menjadi acuan dari praktisi kesehatan mental untuk mengidentifikasi dan mendiagnosis gangguan jiwa.

Oleh karena itu, untuk dapat mengatakan seseorang mengalami gangguan jiwa, diperlukan kewenangan dan kompetensi khusus yang dimiliki oleh psikiater maupun psikolog. Para pendidik dan orang tua hendaknya berhati-hati dan tidak mudah memberikan label gangguan jiwa pada peserta didik tanpa berkonsultasi khusus kepada psikiater atau psikolog.

World Health Organization (WHO, 2021), dalam lembar faktanya mengenai kesehatan jiwa remaja, menyatakan beberapa gangguan jiwa yang banyak dialami oleh remaja di dunia, yaitu sebagai berikut.

  1. Gangguan Emosional

    • Gangguan emosional yang umum terjadi pada remaja adalah gangguan cemas dan gangguan depresi.
    • Kedua gangguan ini memiliki beberapa gejala yang sama, termasuk perubahan suasana hati yang cepat dan tak terduga.
    • Sering kali masyarakat menyepelekan mereka yang mengalami gangguan ini sebagai pribadi yang penakut, tidak tahan tekanan, cengeng, lembek, bahkan pemalas.
    • Kedua gangguan ini sangat mempengaruhi keberfungsian remaja yang mengalaminya, bahkan memengaruhi kehadiran di sekolah, penyelesaian tugas sekolah, serta performa dan prestasi akademik mereka.
    • Remaja dengan gangguan ini juga cenderung menarik diri dari pergaulan sosial yang kemudian dapat memperburuk rasa terisolasi dan kesepian.
    • Depresi bahkan dapat menyebabkan bunuh diri pada mereka yang mengalaminya.
  2. Gangguan Perilaku

    • Gangguan perilaku lebih sering terjadi pada remaja yang lebih muda daripada remaja yang lebih tua.
    • Gangguan perilaku yang umumnya dialami remaja adalah gangguan pemusatan perhatian/ hiperaktivitas atau biasa dikenal dengan istilah attention deficit and hiperactivity disorder (ADHD) dan gangguan perilaku conduct.
    • ADHD ditandai dengan kesulitan untuk memperhatikan, aktivitas yang berlebihan, dan bertindak tanpa memperhatikan konsekuensi.
    • Gangguan perilaku conduct ditandai dengan perilaku kekerasan, suka merusak benda tertentu, dan cenderung sulit mengikuti aturan di sekolah, rumah, maupun lingkungan.
    • Baik ADHD maupun gangguan perilaku conduct dapat memengaruhi pendidikan remaja, bahkan gangguan perilaku conduct dapat mengakibatkan munculnya perilaku melanggar hukum atau tindak kriminalitas.
  3. Gangguan Makan

    • Gangguan makan, seperti anoreksia nervosa dan bulimia nervosa, umumnya muncul pada masa remaja dan dewasa muda.
    • Gangguan makan melibatkan perilaku makan yang tidak normal, yang biasanya disertai dengan kekhawatiran tentang berat dan bentuk tubuh.
    • Anoreksia nervosa dapat menyebabkan kematian dini, sering kali akibat komplikasi medis atau bunuh diri, dan memiliki angka kematian yang lebih tinggi daripada gangguan mental lainnya.
  4. Psikotik

    • Kondisi yang mencakup gejala psikosis paling sering muncul pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa.
    • Gejalanya dapat berupa halusinasi atau delusi.
    • Gangguan ini dapat mengganggu kemampuan remaja untuk berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari dan pendidikan, dan sering kali menyebabkan stigma dan diskriminasi bagi remaja yang mengalaminya.

Selain empat ragam gangguan jiwa di atas, gangguan jiwa lain yang umum dialami oleh remaja menurut hasil Survey Nasional Kesehatan Jiwa Remaja Indonesia atau Indonesia-National Adolescence Mental Health Survey pada tahun 2022 adalah gangguan stres pascatrauma (post traumatic stress disorder).

Gangguan ini ditandai dengan munculnya gejala stres yang kuat setelah mengalami peristiwa traumatik, antara lain bencana, konflik sosial, konflik bersenjata, kekerasan, tindak kriminalitas, serta peristiwa lain yang dapat mengancam nyawa dan eksistensinya sebagai manusia.


Sumber:
Buku Pedoman Kesehatan Jiwa Remaja Jenjang SMP
Kemendikbudristek 2023