Pendampingan Remaja dengan Gangguan Jiwa


Tidaklah mudah bagi pendidik ataupun orang tua untuk mendampingi dan memberikan dukungan bagi peserta didik dengan gangguan jiwa. Ketidakstabilan kondisi emosi dan perilaku peserta didik memunculkan tantangan tersendiri. Terlebih, banyak stigma dilekatkan kepada mereka yang mengalami gangguan jiwa hingga akhirnya menyebabkan penanganan yang keliru.

Pendidik dan orang tua dapat bekerja sama untuk memberikan dukungan yang komprehensif kepada peserta didik dengan gangguan mental.

  1. Ciptakan ruang komunikasi.

    • Komunikasi berkelanjutan yang saling terbuka antara pendidik dan orang tua menjadi kunci dalam proses pendampingan peserta didik dengan gangguan jiwa.
    • Pendidik dan orang tua saling berbagi informasi seputar hasil pengamatan, baik di sekolah maupun di rumah, mendiskusikan kekhawatiran, dan berbagi informasi terbaru tentang kesehatan jiwa, termasuk terkait kemajuan akademik peserta didik.
    • Pendidik dan orang tua berkolaborasi untuk mendukung peserta didik, baik di rumah maupun di lingkungan sekolah.
  2. Berbagi informasi.

    • Orang tua dapat memberikan informasi dan pemahaman yang berharga mengenai riwayat kesehatan jiwa peserta didik, rencana perawatan, dan pemicunya.
    • Pendidik dapat berbagi pengamatan tentang perilaku peserta didik di sekolah, performa akademik, dan interaksi sosial di sekolah.
    • Pertukaran informasi ini membantu menciptakan pemahaman yang lebih komprehensif tentang kebutuhan remaja.
  3. Mengembangkan rencana belajar individual.

    • Pendidik dan orang tua berkolaborasi dalam mengembangkan rencana dukungan individual untuk peserta didik.
    • Rencana ini dapat mencakup akomodasi atau modifikasi di dalam kelas, seperti tenggat waktu yang fleksibel, dukungan tambahan, atau tugas alternatif.
    • Pertimbangkan rekomendasi dari para profesional kesehatan mental dan pastikan strateginya berjalan konsisten baik di rumah maupun di sekolah.
  4. Ekspektasi dan rutinitas yang konsisten.

    • Tetapkan ekspektasi dan rutinitas yang konsisten dengan memberikan struktur dan mampu diprediksi oleh remaja.
    • Konsistensi antara lingkungan rumah dan sekolah dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan rasa tenang atau stabil pada diri peserta didik.
  5. Pantau dan dukung proses pengobatan.

    • Jika peserta didik mengonsumsi obat untuk perawatan gangguan jiwa yang dialaminya, maka orang tua dan pendidik dapat berkolaborasi untuk melakukan pemantauan dan memberi dukungan yang tepat.
    • Orang tua dan pendidik dapat berbagi informasi tentang jadwal pengobatan, potensi efek samping, dan perubahan perilaku atau kondisi psikologis.
  6. Mengarahkan perawatan diri.

    • Dorong dan perkuat praktik rawat diri untuk peserta didik.
    • Ajarkan dan contohkan strategi mengatasi masalah yang sehat, teknik mengelola stres, dan pentingnya olahraga, tidur, dan nutrisi secara teratur.
    • Pendidik dan orang tua berkolaborasi mengatur strategi untuk mengintegrasi kegiatan rawat diri dalam rutinitas peserta didik di rumah dan di sekolah.
  7. Berikan dukungan emosional.

    • Pendidik dan orang tua dapat memberikan dukungan emosional kepada peserta didik, seperti mendengarkan secara aktif, berempati, dan memvalidasi perasaan mereka.
    • Biarkan peserta didik mengetahui bahwa mereka tidak sendiri. Ada orang-orang dewasa yang peduli dan siap mendukung mereka.
  8. Perkuat dukungan teman sebaya.

    • Fasilitasi kesempatan untuk interaksi sosial dan dukungan teman sebaya yang positif.
    • Pendidik dapat menciptakan lingkungan kelas yang mendukung inklusi dan empati.
    • Orang tua dapat membantu peserta didik mengidentifikasi teman yang mendukung atau berpartisipasi dalam kegiatan, yang terhubung dengan teman sebaya, untuk dapat memahami pengalaman mereka.
  9. Mencari bimbingan profesional.

    • Jika diperlukan, carilah bimbingan profesional kesehatan mental, konselor sekolah, atau terapis.
    • Mereka dapat memberikan saran ahli, menilai kebutuhan peserta didik, dan menawarkan intervensi berbasis bukti.
    • Kolaborasi dengan para profesional sangat penting untuk memastikan remaja menerima dukungan yang tepat.
  10. Mempromosikan kesadaran kesehatan jiwa.

    • Orang tua dan pendidik dapat bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran tentang kesehatan jiwa di sekolah dan komunitas yang lebih luas.
    • Adakan acara, lokakarya, atau kampanye kesadaran untuk mengedukasi peserta didik, orang tua, tenaga kependidikan, termasuk pelibatan penyedia jasa lainnya yang ada di lingkungan sekolah.
    • Kegiatan tersebut dapat memberi pemahaman dan kesadaran tentang kesehatan mental, mengurangi stigma, dan menyediakan sumber daya yang mendukung.

Sumber:
Buku Pedoman Kesehatan Jiwa Remaja Jenjang SMP
Kemendikbudristek 2023