Aspek Perkembangan Sosial-Emosi Anak Fase D


Aspek Perkembangan Sosial-Emosi Anak Fase D

Aspek perkembangan sosial-emosi anak Fase D memiliki intensitas interaksi lebih sering dan lebih dalam dengan teman sebaya. Anak yang berada di usia 12-15 tahun ini juga mengalami naik-turunnya harga diri (self-esteem) karena merasa semua orang memperhatikannya dan ia memiliki peranan dalam perilaku orang lain. Perkembangan sosial-emosi menjadi salah satu aspek penting dalam perkembangan diri anak pada Fase D yang harus terpenuhi.


A. Ciri Perkembangan Sosial-Emosi

Anak Fase D memiliki ciri-ciri perkembangan sosial-emosi sebagai berikut:

  1. Suasana hati yang berubah-ubah (mood swing) karena perkembangan otak dan perubahan hormonal.
  2. Sering mempertanyakan kebijakan atau peraturan yang dibuat oleh pendidik/ sekolah.
  3. Memiliki keinginan kuat untuk diterima oleh teman dengan cara mengubah gaya berpakaian, selera musik, dan hobi.
  4. Tertarik dan memiliki perasaan ingin dekat dengan lawan jenis.
  5. Kesadaran diri meningkat dan peka terhadap kritik.

B. Tantangan Perkembangan Sosial-Emosi

Contoh tantangan perkembangan sosial-emosi anak Fase D:

  1. Kecemasan peserta didik tinggi saat menjelang kelulusan. Bagaimana mendampinginya?
    • Kesehatan mental peserta didik penting mendapat perhatian di fase ini.
    • Sediakan lingkungan yang nyaman dan aman agar peserta didik bisa bercerita dan mengatasi kecemasannya.
    • Amati pola perilaku peserta didik dan tangani jika butuh bantuan lebih lanjut.
  2. Tekanan pertemanan memengaruhi perilaku peserta didik, bagaimana menguatkannya?
    • Pertemanan rentan konflik karena berbagai hal.
    • Peserta didik rentan terhadap pengaruh buruk dari pertemanan.
    • Peserta didik perlu memahami pentingnya batasan sehat dalam pertemanan.
    • Berani menolak ajakan pada perilaku negatif.
    • Gunakan komunikasi efektif dan hindari menggurui.
    • Manfaatkan media untuk mengkomunikasikan pada peserta didik, misalnya melalui film, bahan bacaan, dan lagu.

C. Stimulasi dan Dukungan Perkembangan Sosial-Emosi

Pendidik hendaknya mampu memberikan stimulasi dan dukungan berikut ini:

  1. Membangun hubungan hangat dan melakukan kegiatan menyenangkan bersama peserta didik.
  2. Membantu peserta didik memahami dan mengelola emosinya.
  3. Mengenal dengan siapa dan di mana peserta didik biasa bergaul.
  4. Menjadi teman berdiskusi ketika peserta didik mempertanyakan kebijakan atau peraturan yang ada.
  5. Mengajak peserta didik diskusi tentang ketertarikan pada lawan jenis (mengapa terjadi dan bagaimana menyikapinya).
  6. Melontarkan kritik dengan cara yang tepat.

Baca juga: