Piramida Kesehatan Jiwa Remaja


Tidak semua remaja dapat melewati masa remajanya dengan optimal. Adanya faktor risiko, baik dalam diri maupun lingkungan remaja, dapat menambah tekanan pada remaja yang dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan jiwa.

Sesungguhnya, informasi mengenai kesehatan jiwa, baik untuk remaja maupun masyarakat umum, saat ini sangat mudah diakses. Sayangnya, banyaknya istilah dalam kesehatan jiwa sering kali menimbulkan kebingungan bagi masyarakat sehingga menimbulkan pemahaman yang keliru dan tidak dengan tepat digunakannya. Misalnya, menggunakan istilah depresi untuk mengekspresikan kekecewaan karena nilai tidak sebagus yang diharapkan.

Untuk lebih memahami mengenai kesehatan jiwa, dapat dicermati piramida kesehatan jiwa remaja berikut ini (Mental Health Literacy, 2023).

Piramida Kesehatan Jiwa Remaja

Pada piramida tersebut, terlihat bahwa terdapat 4 (empat) tingkatan kesehatan jiwa. Dasar piramida merupakan kondisi yang paling banyak dialami oleh masyarakat, sementara pucuk piramida dialami oleh sebagian kecil masyarakat.

  1. Tanpa tekanan, masalah, atau gangguan yang berarti

    • Secara umum menilai segala hal dalam hidupnya berjalan mulus, menikmati kehidupan, relasi sosial, maupun aktivitas keseharian.
    • Pada dasar piramida, digambarkan kondisi remaja yang menjalani kehidupannya tanpa tekanan, masalah, atau gangguan yang berarti.
    • Remaja di tingkatan ini merasa tenang, bahagia atau penuh keceriaan, dan puas sehingga ia mampu menikmati masa remajanya, memiliki relasi sosial yang bermakna, dan menjalani kesehariannya.
  2. Tekanan Jiwa (Mental Distress)

    • Respons yang umum, normal, dan diharapkan saat hadapi tekanan kehidupan sehari-hari, terjadi pada setiap orang. Contoh: ujian semester, bertengkar dengan teman, tugas sekolah.
    • Tekanan mental adalah perasaan negatif yang umumnya dirasakan ketika menjalani aktivitas keseharian, atau biasa dikenal sebagai stres keseharian.
    • Pada remaja, stres keseharian ini dapat terjadi tidak hanya di rumah, tetapi juga di sekolah maupun dalam lingkungan pertemanannya, misalnya ketika berselisih paham saat rapat OSIS, atau saat tidak mampu melakukan tembakan tiga angka saat bermain bola basket.
    • Setiap orang, termasuk remaja, tentunya mengalami kondisi ini dalam aktivitas keseharian mereka. Kondisi ini bersifat sementara dan tidak memerlukan perawatan kesehatan jiwa.
  3. Masalah Kesehatan Jiwa

    • Peristiwa atau tantangan hidup yang lebih besar yang mungkin membutuhkan keterampilan resiliensi, dukungan sosial dan sumber daya. Contoh: kehilangan/ kematian keluarga, orang tua berpisah, pindah kota/ provinsi/ negara.
    • Pada tingkatan ini, situasinya lebih intens dibandingkan situasi tekanan mental sehingga membutuhkan keterampilan khusus atau dukungan yang memadai.
    • Peristiwa yang menimbulkan kedukaan, patah hati, atau rasa putus asa merupakan contoh peristiwa yang erat kaitannya dengan masalah kesehatan jiwa.
    • Pada tingkatan ini, remaja belum tentu membutuhkan perawatan medis atau psikiatri, tetapi mereka membutuhkan dukungan dari lingkungan maupun dukungan profesional.
  4. Gangguan Kesehatan Jiwa

    • Kondisi yang didiagnosis secara klinis membutuhkan perawatan dari profesional kesehatan jiwa. Contoh: gangguan depresi mayor, gangguan panik, dan gangguan bipolar.
    • Tingkatan puncak adalah gangguan kesehatan jiwa, yaitu kondisi jiwa yang memenuhi kriteria diagnostik gangguan kejiwaan.
    • Pada tingkatan ini, psikiater dan psikolog yang memiliki kewenangan untuk menyatakan jika remaja terindikasi mengalami gangguan jiwa tertentu, seperti gangguan cemas menyeluruh, gangguan stres pascatrauma, dan gangguan depresi.
    • Sayangnya, saat ini dengan maraknya informasi tentang kesehatan jiwa di sosial media, masyarakat cenderung melakukan diagnosis secara mandiri (self-diagnose) atau cepat mendiagnosis orang lain (labelling).
    • Pemahaman yang keliru mengenai gangguan jiwa dapat berimplikasi serius pada penghayatan diri yang negatif, serta keterlambatan atau kesalahan penanganan sehingga merisikokan kualitas hidup dari remaja yang dianggap memiliki gangguan jiwa.
    • Penanganan pada gangguan kesehatan jiwa, dilakukan oleh psikiater dan psikolog dengan dibantu tenaga kesehatan lainnya dan pekerja sosial profesional.

Sumber:
Buku Pedoman Kesehatan Jiwa Remaja Jenjang SMP
Kemendikbudristek 2023