Implementasi OSIS Sebagai Wadah Siswa Penggerak


Logo OSIS

Pengurus OSIS adalah siswa pilihan. Oleh karena itu, pengurus OSIS harus bisa memberikan contoh, semangat, serta dorongan kepada siswa lain. Tentunya ini bertujuan agar kian banyak siswa yang terlibat menjadi Siswa Penggerak. Ibarat sebuah proyek yang selalu membutuhkan perencanaan matang, begitu pula dalam proses menciptakan Siswa Penggerak, kita butuh menentukan langkah, menyusun strategi yang tepat serta formasi organisasi yang kuat.

Lantas, bagaimana caranya? Ada dua kunci utama yang harus diperhatikan. Pertama, penguatan organisasi OSIS. Kedua, mendesain program kecakapan hidup. Dengan mengelola dua kunci ini secara sungguh-sungguh, peran pengurus OSIS dalam memunculkan Siswa Penggerak akan dapat terlihat hasilnya.


A. Penguatan organisasi OSIS

Bukanlah perkara yang mudah untuk menggerakkan siswa lain agar menjadi Siswa Penggerak. Diperlukan kepengurusan yang solid dan kuat serta memiliki kemampuan mumpuni dalam berorganisasi. Dari situ, sebuah kesadaran untuk menguatkan organisasi OSIS harus dibangun terlebih dahulu.

Ada tiga fokus yang setidaknya harus dikembangkan dalam penguatan organisasi OSIS. Tiga fokus ini, apabila dikelola dengan baik, akan menghasilkan kepengurusan yang solid dan kuat, sehingga pengurus OSIS memiliki posisi tawar untuk mempengaruhi siswa lain menjadi Siswa Penggerak.

1. Penguatan Gagasan

Siswa-siswa yang menjadi pengurus OSIS idealnya memiliki gagasan-gagasan yang cemerlang. Hal ini akan mendorong organisasi melahirkan ide-ide kreatif, inovatif, dan mengandung kebaharuan yang memiliki dampak untuk masa depan dunia. Jika gagasannya sudah kuat, organisasi tidak perlu ragu dalam menentukan setiap langkah yang akan diambil.

Pertanyaannya adalah bagaimana cara melatih agar gagasan kita kuat? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus memahami terlebih dahulu bahwa gagasan kuat tidak pernah muncul secara instan. Ia muncul dari proses panjang yang dilatih secara konsisten dan berkelanjutan. Beberapa contoh dari proses pembentukan gagasan yang kuat adalah dengan giat melakukan observasi, gemar membaca buku, banyak bergaul, serta selalu mengikuti perkembangan terkini. Hal-hal tersebut harus dibiasakan oleh pengurus OSIS agar memiliki wawasan yang luas, sehingga gagasannya pun turut seirama dengan keluasan wawasan.

Tujuan dari adanya program penguatan gagasan adalah untuk mendorong pengurus OSIS dan ekstrakulikuler agar mampu menelurkan ide-ide kreatif dalam berbagai aktivitas yang sesuai dengan kondisi kekinian. Contoh :

  • Ide rapat daring di tengah Pendemi Covid-19.
  • Ide membuat grup diskusi, baik dalam bentuk diskusi buku, film maupun isu lain melalui saluran daring.
  • Ide membuat video, infografis, dan media lainnya dalam upaya melawan Pendemi Covid-19 melalui tema, misalnya : #DiRumahAja, cara belajar daring yang efektif, melawan hoaks, bijak dalam bermedsos, dan berbisnis di medsos.
  • Ide membuat produk-produk gagasan lainnya yang bersifat digital, misalnya ide membuat software dan mencegah siswa bolos sekolah.
  • Ide aktivitas kesiswaan dalam konsep Sekolah Penggerak.
2. Penguatan Manajemen

Untuk membuat kepengurusan yang solid, dibutuhkan manajemen organisasi yang mumpuni. Kelak jika terbentuk manajemen yang baik, hal ini dapat ditularkan ke organisasi kesiswaan lain dengan cara mendorong dan memfasilitasi organisasi kesiswaan untuk meningkatkan kualitas organisasi. Dari sana diharapkan munculnya sebuah manajemen organisasi yang efektif serta kuat, mulai dari perencanaan, program kerja, implementasi program, evaluasi, serta output program. Satu hal yang harus dipahami, kemampuan manajerial adalah hal yang vital dalam pengelolaan organisasi.

Untuk membuat sebuah manajemen organisasi yang kuat, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Sebagai contoh, pelaksanaan reward dan punishment yang akan memotivasi para pengurus OSIS untuk menunjukkan kinerja terbaiknya. Pemberian penghargaan macam ini merupakan bentuk apresiasi atas kinerja-kinerja yang baik, sementara untuk pengurus yang melakukan pelanggaran-pelanggaran terkait hal-hal yang telah disepakati oleh organisasi, maka ia layak diberi peringatan agar tidak jatuh ke lubang kesalahan yang sama.

Tujuan program penguatan manajemen adalah untuk mendorong pengurus OSIS dan ekstrakurikuler agar mampu menyalurkan suatu organisasi dalam berbagai aktivitas yang sesuai dengan kondisi kekinian. Contoh :

  • Membuat video, buku, dan infografis terkait manajemen organisasi kesiswaan yang efektif.
  • Mendorong program belajar beroganisasi dari perusahaan besar atau organisasi pemerintahan yang smart dalam pelayanan.
  • Memastikan adanya pengurus organisasi kesiswaan yang efektif dalam berorganisasi.
  • Membuat dan mengembangkan struktur kepengurusan organisasi yang sesuai dengan kebutuhan zaman.
  • Menerapkan konsep reward and punishment dalam organisasi.
  • Mengadakan pelatihan manajemen organisasi secara berkala.
  • Mengadakan evaluasi organisasi secara berkala.
3. Penguatan Kemitraan

Untuk memperkokoh posisi tawar sebuah organisasi, diperlukan sebuah jaringan yang luas dan kuat. Jaringan ini dapat dibangun dengan memperbanyak kolaborasi antarmitra organisasi. Nantinya, diharapkan pengurus OSIS akan dapat mendorong dan memfasilitasi organisasi kesiswaan untuk berupaya membangun model kemitraan organisasi yang luas dan mendukung tercapainya cita-cita organisasi. Kemitraan bisa dilakukan dengan sesama organisasi kesiswaan, sekolah, organisasi penggerak, pemerintah daerah atau komunitas lain yang memiliki tujuan sama.

Selanjutnya, dalam penguatan kemitraan ini, komunikasi adalah hal yang paling penting untuk diperhatikan. Berawal dari komunikasi yang baik, akan muncul kesepahaman antara organisasi dengan mitra. Komunikasi juga akan berperan vital manakala terdapat masalah antara organisasi dengan mitra. Jangan sampai hanya karena kurangnya komunikasi, justru muncul “gonjang-ganjing” yang akhirnya dapat memperburuk kemitraan. Risiko macam ini dapat diatasi jika komunikasi yang kita bangun dengan mitra berjalan baik, semisal dengan sering mengadakan kunjungan atau melakukan kegiatan bersama.


B. Mendesain Program Kecakapan Hidup

Selain penguatan organisasi OSIS, kunci kedua yang harus ditekankan agar pengurus OSIS dapat memaksimalkan perannya dalam mewujudkan Siswa Penggerak adalah dengan mendesain program kecakapan hidup. Kemampuan ini nantinya diharapkan akan meningkatkan skill para Siswa Penggerak, sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupannya, maupun kehidupan orang lain. Program kecakapan hidup tentunya juga akan membuat siswa penggerak menjadi produktif menghasilkan produk yang berguna bagi masyarakat.

Dalam implementasinya, ada tiga hal yang menjadi fokus utama program kecakapan hidup. Implementasi dari ketiga fokus tersebut adalah berikut ini.

  1. Lahirnya komunitas-komunitas siswa yang fokus pada kreativitas peserta didik

    Kreativitas adalah poin penting di era ini. Ada banyak pekerjaan yang muncul di bidang kreatif. Oleh karena itu, kreativitas harus dipupuk dan diasah sejak dini agar dapat berkembang secara maksimal. Dalam hal ini, pengurus OSIS idealnya mampu melahirkan komunitas-komunitas yang mampu menarik siswa lain untuk mengembangkan kreativitas dan mengenal potensi dirinya lewat kreativitas yang dimiliki.
  2. Lahirnya komunitas-komunitas siswa yang memiliki keterampilan memadai dalam menghasilkan produk

    Berawal dari sebuah kreativitas muncul sebuah produk. Produk dari sebuah kreativitas idealnya perlu terus diperbaiki dan diinovasi, sehingga kelak akan sampai pada kemampuan menghasilkan produk dalam jumlah banyak. Produktivitas dalam hal ini, pengurus OSIS bukan hanya berkewajiban untuk menggerakkan kreativitas siswa lain, melainkan juga mengasah produktivitas dari siswa yang telah dilatih kreativitasnya.
  3. Lahirnya komunitas-komunitas siswa yang senang berwirausaha

    Sebuah wirausaha pasti diawali dengan adanya sebuah produk yang akan dijual. Dalam hal ini produk bukan hanya yang berwujud barang, tetapi juga jasa. Sebagai pengurus OSIS, idealnya kita mampu membangkitkan semangat berwirausaha dari siswa lain. Kemampuan wirausaha yang dilatihkan sejak dini diharapkan akan berguna di masa mendatang, terutama di era pasar bebas.

Jika kita hendak menilik secara detail, sebenarnya ketiga fokus program kecakapan hidup di atas saling berhubungan satu sama lain. Kalau boleh dipersingkat, konsepnya begini: kreativitas akan mempengaruhi produktivitas, kemudian dari produktivitas, muncul peluang untuk berwirausaha. Ketiganya adalah kunci penting dalam program kecakapan hidup dan masing-masing tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Program penguatan kemitraan sangat diperlukan untuk mendorong pengurus OSIS dan ekstrakulikuler agar mampu membangun model kemitraan strategis dengan organisasi lainnya. Kemitraan yang kuat akan mendukung percepatan lahirnya siswa penggerak. Contoh:

  • Mendampingi dan melatih organisasi kesiswaan dalam memperluas jaringan.
  • Mendampingi dan memastikan organisasi kesiswaan aktif berkomunikasi dengan berbagai mitra, seperti kepala sekolah, guru, organisasi penggerak, komite sekolah, dinas pendidikan, dan sesama pengurus organisasi kesiswaan, baik yang ada di sekolah maupun di luar sekolah.
  • Mengadakan program kerja sama dengan mitra secara berkala.

C. Implementasi Program Kecakapan Hidup

Selain program penguatan organisasi, salah satu hal yang paling penting dalam pengembangan peran OSIS sebagai Siswa Penggerak adalah program kecakapan hidup. Secara rinci, program kecakapan hidup bertujuan untuk melahirkan komunitas-komunitas siswa yang berfokus pada tiga hal: kreatif, produktif, dan enterpreneurship. Implementasi dari program ini nantinya akan meningkatkan kecakapan siswa dalam menghadapi kondisi perubahan zaman yang dinamis.

1. Melahirkan komunitas siswa yang berfokus pada kreativitas

Kreativitas adalah modal penting dalam menghadapi berbagai permasalahan. Sebagai siswa penggerak, sudah selayaknya pengurus OSIS mengembangkan komunitas-komunitas yang berfokus pada kreativitas siswa. Contoh :

  • Pendampingan untuk mendorong OSIS melahirkan kegiatan ekstrakurikuler yang berfokus pada bidang kreativitas.
  • Mendorong OSIS ataupun ekstrakurikuler untuk mendesain akvitas yang fokus pada lahirnya kreativitas anggota dan peserta didik.
  • Memantau, mendampingi, dan mengevaluasi ketercapaian kegiatan kreativitas pengurus organisasi kesiswaaan.

2. Melahirkan komunitas siswa yang senang berwirausaha

Wirausaha adalah kompetensi yang sangat penting untuk dikuasai siswa. Di era pasar bebas ini, minat untuk berwirausaha harus dikembangkan sejak dini agar kita tidak kalah saing dengan negara lain. Oleh karena itu, penting bagi pengurus OSIS untuk melahirkan komuntaskomunitas yang berfokus pada pengembangan minat wirausaha siswa. Contoh :

  • Pendampingan pengurus OSIS dan ekstrakurikuler untuk melahirkan komunitas-komunitas siswa yang memiliki jiwa entrepreneurship.
  • Mendorong OSIS ataupun ekstrakurikuler dalam mendesain kegiatan kesiswaan yang berorientasi pada enterpreneurship siswa, seperti lahirnya duta digital, duta Narkoba, dan duta literasi.

Sumber :

Buku OSIS Sebagai Wadah Siswa Penggerak Jenjang SMP
Diterbitkan oleh :
Direktorat Sekolah Menengah Pertama
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan RI
Tahun 2020