Pendampingan Masalah Kesehatan Jiwa Remaja


Pendidik dan orang tua memiliki peran penting dalam pemberian dukungan untuk remaja dengan masalah kesehatan jiwa. Berikut adalah cara yang dapat dilakukan dalam pemberian dukungan terkait permasalahan kesehatan jiwa remaja.


A. Peran Pendidik

  1. Ciptakan suasana kelas yang hangat dan suportif.

    • Bangun suasana kelas yang aman dan inklusif sehingga peserta didik merasa nyaman untuk mendiskusikan masalah kesehatan jiwa.
    • Dorong para peserta didik untuk bersikap empatik, saling menghargai, dan berikan kesempatan untuk dialog terbuka di antara mereka.
    • Fokus pada kemampuan peserta didik dan upayakan tidak melakukan tindakan yang dapat menurunkan harga diri peserta didik.
    • Dengan belum terbiasanya masyarakat berkonsultasi kepada psikolog atau psikiater, bukan tidak mungkin, di dalam kelas terdapat peserta didik yang mengalami masalah kejiwaan.
  2. Bekali diri sendiri dengan pengetahuan kesehatan jiwa.

    • Perkaya diri dengan pengetahuan tentang masalah kesehatan jiwa yang umum terjadi pada rentang usia peserta didik.
    • Jika perlu pendidik mengikuti sesi pelatihan atau lokakarya untuk lebih memahami tantangan yang mungkin dihadapi peserta didik.
    • Dengan demikian, pendidik akan lebih mampu untuk mengenali tanda-tanda adanya kondisi penuh tekanan (distress) dan berespons dengan lebih tepat.
  3. Jadi pengamat yang jeli.

    • Perhatikan perubahan perilaku, suasana hati, atau prestasi akademik peserta didik.
    • Carilah tanda-tanda distress, seperti menarik diri, perilaku sangat mudah tersinggung, atau perubahan yang mencolok dalam pola tidur atau makan.
    • Jika pendidik melihat tanda-tanda yang mengkhawatirkan, lakukan pendekatan kepada peserta didik tersebut dan tawarkan dukungan.
  4. Menjadi pendengar yang baik.

    • Ciptakan kesempatan bagi peserta didik untuk mengekspresikan diri mereka dan sediakan ruang untuk mendengarkan dengan empatik tanpa menghakimi.
    • Doronglah komunikasi yang terbuka dan informasikan bahwa pendidik siap untuk mendiskusikan masalah peserta didik.
  5. Berkolaborasi dengan profesional kesehatan mental.

    • Pendidik bersama-sama dengan guru bimbingan konseling, psikolog, atau profesional kesehatan mental lainnya bekerja bersama untuk mendukung peserta didik yang mengalami masalah kesehatan jiwa.
    • Dalam kegiatan belajar-mengajar, pendidik dapat berbagi hasil pengamatan di kelas, berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental, serta mengikuti rekomendasi yang disarankan profesional kesehatan mental terkait dengan proses belajar.

B. Peran Orang Tua

  1. Komunikasi yang terbuka dan suportif.

    • Gaya komunikasi ini dapat menciptakan ruang yang aman dan tanpa kesan menyalahkan/ menghakimi sehingga anak dapat mengekspresikan perasaan mereka dan apa yang menjadi kekhawatiran mereka.
    • Dengarkan kegelisahan, kekhawatiran, kecemasan dan masalah yang mereka hadapi.
    • Beri tanggapan dengan serius dan hindari sikap menyepelekan masalahnya, atau menilai mereka sebagai pribadi yang cengeng, kurang bersyukur, serta lemah iman.
  2. Bekali diri dengan pengetahuan mengenai kesehatan jiwa.

    • Sama seperti pendidik, orang tua diharapkan memiliki literasi kesehatan jiwa yang memadai yang tentunya berasal dari sumber informasi terpercaya.
    • Dengan memahami tanda dan gejala, orang tua akan lebih mampu mengenali dan memberikan respons yang dibutuhkan anak dengan lebih efektif.
  3. Cari bantuan profesional kesehatan mental.

    • Apabila orang tua mengidentifikasi kemungkinan adanya masalah kesehatan jiwa pada anak mereka, penting bagi orang tua dengan segera mencari bantuan profesional kesehatan mental.
    • Para profesional akan melakukan asesmen, menegakkan diagnosis yang dapat dipertanggungjawabkan, merekomendasi pilihan perawatan yang sesuai, serta akan membimbing orang tua agar dapat memberikan yang dukungan yang dibutuhkan oleh anak.
  4. Mendorong strategi pemecahan masalah yang sehat.

    • Contoh dari strategi pemecahan masalah yang sehat antara lain melakukan aktivitas fisik, mempraktikkan aktivitas untuk menenangkan diri atau mengelola diri, melakukan kegiatan yang disenangi, atau mencari dukungan sosial.
    • Dorong remaja untuk melakukan ragam aktivitas yang dapat membuat kondisi psikologis mereka lebih sejahtera dan membantu mengurangi stres atau tekanan.
  5. Jadi orang tua yang mendukung dan ada untuk anak.

    • Tawarkan dukungan emosional dan yakinkan bahwa orang tua hadir untuk anak.
    • Dorong mereka untuk minta bantuan orang tua jika membutuhkan.
    • Orang tua dapat mendorong anak untuk melakukan upaya pemulihan diri (self-care) dan mencari bantuan profesional apabila membutuhkan.

Sumber:
Buku Pedoman Kesehatan Jiwa Remaja Jenjang SMP
Kemendikbudristek 2023