Pelaksanaan Deep Learning Di Satuan Pendidikan


Pelaksanaan deep learning (pembelajaran mendalam) menuntut pendidik untuk merancang pengalaman belajar yang tidak hanya berorientasi pada penyampaian materi, tetapi lebih dari itu, yaitu mendorong murid untuk membangun pemahaman bermakna, mengaitkan antarkonsep, serta mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai konteks kehidupan nyata.

Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran mendalam (deep learning) adalah melakukan penyesuaian pendekatan belajar berdasarkan informasi dari asesmen, termasuk melalui pengelompokan fleksibel yang bersifat sementara dan kontekstual. Namun, perlu ditegaskan bahwa pengelompokan ini tidak bertujuan untuk memberi label atau menciptakan hirarki kemampuan antar murid, karena hal itu justru dapat melemahkan rasa percaya diri dan merusak iklim kelas yang inklusif.

pelaksanaan deep learning di satuan pendidikan

Berikut ini beberapa point penting dalam pelaksanaan deep learning di satuan pendidikan.

  1. Penyampaian materi sesuai tahapan berpikir peserta didik untuk mendukung pencapaian kedalaman pemahaman konsep peserta didik.
  2. Model-model atau strategi pembelajaran yang ada dapat digunakan dengan prinsip pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan.
  3. Penerapan pembelajaran bermakna dengan pemanfaatan lingkungan sekitar, seperti pemanfaatan lingkungan sekolah, lingkungan alam sekitar, lingkungan sosial, dan sebagainya.
  4. Prinsip pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan dapat berada dalam beberapa kegiatan pembelajaran tidak harus berurutan dan/atau simultan.
  5. Pengalaman belajar memahami, mengaplikasi, dan merefleksi dilaksanakan dengan langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan konteks dan kondisi pembelajaran, serta inovasi guru.
  6. Sintak/ Langkah-langkah pembelajaran pada model-model atau strategi pembelajaran yang ada dapat diadaptasi sesuai pengalaman belajar memahami, mengaplikasi dan merefleksi.
  7. Pengalaman belajar memahami, mengaplikasi dan merefleksi dilakukan dalam beberapa langkah pembelajaran yang pelaksanaannya disesuaikan dengan konteks dan kondisi pembelajaran.
  8. Pengalaman belajar melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga adalah pengembangan diri yang holistik dan integratif yang mencakup aspek intelektual, sosio-emosional, spiritual, dan fisik. Sehingga pembelajaran menghasilkan pribadi yang memiliki kompetensi utuh dan seimbang sesuai fitrahnya.
  9. Topik pembelajaran dikaitkan dengan lintas ilmu (multi/ inter disiplin) atau terkait dengan bidang ilmu atau mata pelajaran yang dipelajari peserta didik.
  10. Penerapan pembelajaran mendalam disesuaikan dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran.
  11. Kemitraan yang melibatkan berbagai pihak baik lingkungan sekolah, luar sekolah, dan masyarakat untuk mendukung pembelajaran mendalam.
  12. Lingkungan pembelajaran diciptakan merupakan integrasi ruang fisik, ruang virtual dan budaya belajar untuk mendukung pembelajaran mendalam.
  13. Pemanfaatan teknologi digital akan menguatkan pembelajaran mendalam pada perencanaan, pelaksanaan, dan asesmen pembelajaran.
  14. Asesmen menggunakan assessment as learning, assessment for learning, assessment of learning. Pada Pembelajaran Mendalam menekankan pentingnya umpan balik dan asesmen autentik.

Sumber: Buku Panduan Pembelajaran dan Asesmen Edisi Revisi Tahun 2025