Pembelajaran dengan Metode Ilmiah Untuk Mewujudkan Kecakapan Abad Ke-21 Bagi Peserta Didik


Pembelajaran abad ke-21 menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk terlibat secara aktif. Pembelajaran abad ke-21 adalah proses belajar mengajar yang berpusat pada peserta didik dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dengan multi sumber yang menempatkan peserta didik berperan aktif dalam pemerolehan kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan), kecakapan abad ke-21, dan literasi serta kecakapan berfikir tingkat tinggi (HOTS) akan otomatis diperoleh oleh peserta didik.

Pembelajaran abad ke-21 dapat diterapkan melalui beberapa metode pembelajaran antara lain: pembelajaran dengan metode ilmiah, inquiry/ discovery learning, project-based learning, dan problem-based learning. Pada artikel kali ini akan kita bahas tentang apa itu Pembelajaran dengan Metode Ilmiah.


Pengertian Pembelajaran dengan Metode Ilmiah

Metode ilmiah merupakan metode yang biasa digunakan oleh para ilmuwan dalam menemukan pengetahuan/ teori/ konsep. Dalam konteks pembelajaran, metode ilmiah digunakan untuk mengembangkan cara-cara berpikir dan bekerja secara ilmiah.

Pembelajaran dengan Metode Ilmiah Untuk Mewujudkan Kecakapan Abad Ke-21 Bagi Peserta Didik

Pembelajaran dengan pendekatan ilmiah dapat juga dipahami sebagai pembelajaran yang terdiri atas kegiatan mengamati (untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin/ perlu/ belum diketahui), menanya/ merumuskan pertanyaan, mengumpulkan informasi dengan satu atau lebih cara/teknik, menalar/ mengasosiasi (menggunakan data/ informasi untuk menjawab pertanyaan/ menarik kesimpulan), dan mengomunikasikan jawaban/ kesimpulan. Langkah-langkah tersebut dapat dilanjutkan dengan kegiatan mencipta.


Langkah Pembelajaran dengan Metode Ilmiah

Secara umum pembelajaran dengan metode ilmiah dilakukan melalui beberapa langkah sebagai berikut.

  1. Melakukan pengamatan terhadap suatu fenomena untuk menemukan masalah
  2. Pada langkah ini peserta didik mengamati fenomena dengan panca indera (mendengarkan, melihat, membau, meraba, mengecap) dengan atau tanpa alat (untuk menemukan masalah atau gap of knowledge/skill). Fenomena dapat berupa kejadian/ keadaan alam (IPA), peristiwa/situasi sosial (IPS dan Pendidikan Agama), interaksi/ komunikasi verbal (Bahasa), sesuai karakteristik mata pelajaran dan kompetensi yang dipelajari.

  3. Merumuskan pertanyaan
  4. Peserta didik merumuskan pertanyaan berangkat dari masalah (gap of knowledge and/or skill) yang diperoleh dari pengamatan.

  5. Mencoba/ mengumpulkan data/ informasi dengan berbagai teknik
  6. Peserta didik mengumpulkan informasi/ data dengan satu atau lebih teknik yang sesuai, misalnya eksperimen, pengamatan, wawancara, survei, dan membaca dokumen-dokumen.

  7. Mengasosiasi/menganalisis data atau informasi untuk menarik kesimpulan
  8. Dalam tahap ini peserta didik menggunakan informasi/ data yang sudah dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan dan menarik kesimpulan. Jawaban terhadap pertanyaan atau kesimpulan tersebut merupakan pengetahuan dan/atau keterampilan baru yang diperoleh oleh peserta didik.

  9. Mengkomunikasikan kesimpulan
  10. Peserta didik menyampaikan jawaban atas pertanyaan (kesimpulan) secara lisan dan/atau tertulis.

  11. Mencipta
  12. Peserta didik menciptakan dan/atau menginovasi produk, model, gagasan, dsb. dengan pengetahuan dan/atau keterampilan yang telah diperoleh. Mencipta merupakan kegiatan penerapan pengetahuan dan/atau keterampilan yang diperoleh yang hasilnya berwujud (misalnya produk dan karya) maupun yang tidak berwujud (seperti gagasan atau ide).