Aspek Perkembangan Bahasa Anak Fase D


Aspek Perkembangan Bahasa Anak Fase D

Perkembangan bahasa anak Fase D adalah salah satu aspek penting bagi perkembangan diri anak sejak lahir sampai dewasa yang harus terpenuhi dalam setiap tahapan hidupnya. Anak Fase D yang berada antara 12-15 tahun sudah memiliki kemampuan berkomunikasi seperti orang dewasa, misalnya menggunakan istilah dan perumpamaan.

Meskipun kemampuan komunikasi secara verbalnya semakin baik, akan tetapi masa pubertas mempengaruhi anak menjadi lebih hemat berbicara. Hal ini yang harus bisa dipahami dan dicarikan solusi oleh pendidik agar perkembangan diri anak menjadi lebih baik.


A. Ciri Perkembangan Bahasa

Perkembangan bahasa pada anak Fase D memiliki ciri-ciri berikut ini:

  1. Menjawab pertanyaan dengan lugas dan ringkas.
  2. Tidak terlalu antusias berbicara dengan anggota keluarga.
  3. Banyak menghabiskan waktu untuk berkomunikasi lewat dunia maya dengan teman.
  4. Memahami gaya bahasa ironi, sarkastik, dan metafora dalam percakapan.

B. Tantangan Perkembangan Bahasa

Kemampuan berpikir kritis yang mulai muncul dan komunikasi yang semakin baik membuat anak Fase D lebih berani untuk mengungkapkannya, baik di lingkungan sekitar ataupun melalui media sosial. Namun hal ini belum tentu dibarengi dengan kematangan anak dalam menanggapi perbedaan opini atau bahkan kritik balik yang biasa terjadi. Di sinilah tantangan dan peran pendidik untuk memberikan pendampingan maupun perhatian pada anak tersebut.

Di bawah ini merupakan contoh tantangan yang sering muncul sebagai akibat perkembangan bahasa pada anak Fase D.

  1. Apakah peserta didik siap menghadapi perundungan di dunia digital?
    • Berpikir kritis di dunia digital penting dimiliki peserta didik.
    • Pertimbangkan apa yang aman dan tidak.
    • Berefleksi tentang privasi.
    • Hindari ceramah dan nasihat.
    • Gunakan cerita pengalaman.
    • Beri ruang untuk berpendapat.
    • Berdayakan untuk mampu melindungi diri.
  2. Sikap anak berubah terhadap orang dewasa di sekitarnya, lebih banyak diam. Apakah ini wajar?
    • Mampu bicara dari hati ke hati dan perlu dilatih.
    • Perasaannya perlu diterima.
    • Lebih nyaman berkomunikasi lewat teks misalnya chat atau instant message.
    • Wajar menggunakan bahasa masa kini.
    • Sepakati cara berbahasa yang bisa diterima anak maupun pendidik dan wali murid.

C. Stimulasi dan Dukungan Perkembangan Bahasa

  1. Membangun hubungan hangat dan melakukan kegiatan menyenangkan bersama peserta didik agar lebih terbuka.
  2. Menjadi pendengar aktif bukan hanya berbicara kepada peserta didik tetapi juga mendengarkan.
  3. Menyimak sepenuh hati dan tubuh apa yang diceritakan oleh peserta didik.
  4. Aktif mengobservasi kegiatan peserta didik di media sosial dan mencontohkan serta mengajarkan peserta didik tentang keamanan dan kesehatan dalam aktivitas digital.
  5. Mendorong peserta didik untuk membaca buku berjenjang sesuai usia untuk meningkatkan kemampuan literasi dan bahan bacaan lain dari berbagai genre.

Baca juga: