Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Gerakan Literasi Sekolah (GLS)


Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

Berdasarkan Kemendikbud (2017:35), aspek yang diukur dalam penilaian keberhasilan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah sebagai berikut :

  1. Input
  2. Ketersediaan sumber daya pendukung kegiatan literasi, baik di dalam maupun luar sekolah yang meliputi lingkungan fisik dan sosial sekolah, sarana prasarana, tenaga pendidik, dana, dan sistem/ tata kelola GLS.

  3. Proses
  4. Kegiatan-kegiatan yang mendukung peningkatan kecakapan literasi yang dilaksanakan di dalam kelas, di luar kelas (budaya/pembiasaan), dan pemanfaatan sumber-sumber belajar di masyarakat. Kegiatan mencakup intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.

  5. Output
  6. Capaian literasi siswa dalam bentuk skor capaian, hasil karya siswa, prestasi siswa dalam berbagai lomba, dan lain-lain.

Sedangkan menurut Fanani (2017), faktor-faktor yang diukur dalam penilaian implementasi Gerakan Literasi Sekolah adalah sebagai berikut:

  1. Faktor internal
  2. Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan gerakan literasi sekolah yang berasal dari dalam sekolah, yaitu:

    1. Peserta didik

      Menurut Tirtarahardja dan La Sulo (2010:52), peserta didik berstatus sebagai subjek didik karena ia pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya, yang ingin mengembangkan diri secara terus menerus guna memecahkan masalah-masalah dalam kehidupannya.

    2. Sarana Prasarana
    3. Menurut PP No.19 Tahun 2005, pasal 1 ayat (8), "Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berekreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran termasuk pengggunaan teknologi informasi dan komunikasi". Dalam hal ini, sarana yang paling utama untuk menunjang keberhasilan gerakan literasi sekolah adalah buku. Sebab, salah satu strategi untuk menciptakan lingkungan literasi, perlu adanya penempatan buku di sudut-sudut sekolah.

    4. Ketersediaan dana
    5. Dana yang cukup dapat memenuhi kebutuhan – kebutuhan yang diperlukan sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas peserta didiknya khususnya dalam menunjang pelaksanaan gerakan literasi sekolah.

    6. Pemahaman tenaga pendidik dan kependidikan terhadap gerakan literasi sekolah
    7. Kebijakan-kebijakan baru tentu perlu adanya sosialisasi yang matang dan merata. Apabila kebijakan diterapkan tetapi sosialisasi hanya sebatas formalitas, maka hasilnya pada pelaksaannya tidak akan optimal. Apabila tenaga pendidik memahami filosofinya, tentu akan sangat menunjang pelaksanaan gerakan literasi sekolah sehingga dapat menciptakan generasi yang memilki budaya literasi tinggi dan berakhlak baik.

  3. Faktor eksternal
  4. Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi pelaksanaan gerakan literasi sekolah yang berasal dari luar sekolah, yaitu:

    1. Daya dukung masyarakat
    2. Gerakan literasi sekolah merupakan gerakan sosial yang dilaksanakan untuk menciptakan generasi yang berbudi pekerti melalui budaya literasi. Artinya setiap elemen dari pemerintah hingga masyarakat mempunyai peran dalam mensukseskan gerakan literasi sekolah. Gerakan literasi sekolah yang telah diatur dalam UU Nomor 23 Tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti tidak hanya dibebankan kepada pihak-pihak yang berada di sekolah tetapi masyarakat juga harus ikut berperan.

    3. Daya Dukung Keluarga
      • Meningkatkan kesadaran orang tua akan pentingnya upaya terpadu dalam mengembangkan pembiasaan literasi putra/putri mereka;
      • Menularkan praktik program literasi di sekolah dan memastikan keberlangsungan dan konsistensi antara kegiatan literasi di sekolah dan di rumah;
      • Menciptakan sebanyak mungkin model teladan literasi, yang terdiri dari guru, orang tua, anggota keluarga dan orang dewasa lain dalam kehidupan peserta didik yang gemar membaca;
      • Membantu pelaksanaan program literasi di sekolah;
      • Membuat peserta didik nyaman belajar di sekolah karena terjalin komunikasi dan hubungan baik antara orang tua dan sekolah; contoh program pelibatan partisipasi orang tua dalam program gerakan literasi; seminar, bincang-bincang/talk show tentang pembimbingan remaja bersiap menjadi dewasa, pembimbingan peserta didik menyiapkan dunia perkuliahan;
      • Melibatkan peran orang tua dalam mengembangkan sudut buku, area baca, dan perpustakaan, misalnya melalui:
        • Menyumbang buku baru/ bekas, majalah bekas, materi kaya teks, dan bahan kaya cetak lain untuk sudut buku kelas dan perpustakaan.
        • Bekerjasama dengan guru untuk membimbing peserta didik melakukan kegiatan literasi di rumah.
        • Orang tua menjadi relawan untuk memilih buku yang tepat bagi usia remaja.
    4. Daya Dukung Pemerintah
    5. Dalam setiap kebijakan yang dikeluarkan, peran pemerintah sangat besar agar kebijakan tersebut dapat terlaksana. Seperti halnya gerakan literasi sekolah ini, peran pemerintah sangat vital. Mulai dari sosialisasi, pemenuhan sarana prasarana, monitoring hingga evaluasi. Apabila pemerintah dapat memainkan perannya dengan maksimal, bukan tidak mungkin jika generasi bangsa ke depannya menjadi generasi yang mempunyai tingkat literasi yang tinggi.

Berdasarkan faktor-faktor diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan gerakan literasi sekolah adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari peserta didik, tenaga pendidik, sarana prasarana, dana, tata kelola, proses. Faktor eksternal terdiri dari dukungan keluarga, masyarakat, dan pemerintah.


Sumber:
Implementasi Gerakan Literasi Sekolah
Puslitjakdikbud 2020