Penetapan KKTP (Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran) diperlukan oleh pendidik untuk mengetahui apakah murid telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran atau belum. Kriteria ini dikembangkan saat pendidik merencanakan asesmen, yang dilakukan saat pendidik menyusun perencanaan pembelajaran, baik dalam bentuk RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) ataupun modul ajar.
Kriteria ketercapaian ini juga menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih/ membuat instrumen asesmen, karena belum tentu suatu asesmen sesuai dengan tujuan dan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria ini merupakan penjelasan tentang kompetensi apa yang perlu ditunjukkan/ didemonstrasikan murid sebagai bukti (evidence) bahwa ia telah mencapai tujuan pembelajaran.
Dengan demikian, kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah murid telah mencapai tujuan pembelajaran dapat dikembangkan pendidik dengan menggunakan beberapa pendekatan, di antaranya:
- menggunakan deskripsi kriteria;
- menggunakan rubrik;
- menggunakan skala atau interval nilai; dan
- menggunakan persentase, atau pendekatan lainnya sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan pendidik dalam mengembangkannya.
1. Pendekatan Menggunakan Deskripsi Kriteria
Tujuan Pembelajaran: Murid mampu menulis laporan dari gagasan, hasil pengamatan, pengalaman, dan imajinasi.
Pendidik menetapkan kriteria ketercapaian: Laporan murid menunjukkan kemampuannya menulis teks eksplanasi, hasil pengamatan, dan pengalaman secara jelas.
Laporan menjelaskan hubungan kausalitas yang logis disertai dengan argumen yang logis sehingga dapat meyakinkan pembaca.
2. Pendekatan Menggunakan Rubrik
Contohnya, dalam tugas menulis laporan, pendidik menetapkan kriteria ketercapaian yang terdiri atas dua bagian: Isi laporan dan penulisan.
Dalam rubrik terdapat empat tahap pencapaian, dari baru berkembang, layak, cakap hingga mahir.
Dalam setiap tahapan ada deskripsi yang menjelaskan performa murid.
Pendidik menggunakan rubrik ini untuk mengevaluasi laporan yang dihasilkan oleh murid.
Contoh:
Berikut contoh kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran dari Tujuan Pembelajaran yang diambil langsung dari CP dengan pendekatan menggunakan rubrik, pada mata pelajaran Matematika Fase E. "Menggeneralisasi sifat-sifat bilangan berpangkat (termasuk bilangan pangkat pecahan) dan menggunakannya untuk menyelesaikan masalah".
3. Pendekatan Menggunakan Interval Nilai
Pendidik dapat menggunakan interval nilai yang diolah dari rubrik. Seperti dalam tugas menulis laporan, pendidik dapat menetapkan empat kriteria ketercapaian, yaitu:
- menunjukkan kemampuan penulisan teks eksplanasi dengan runtut;
- menunjukkan hasil pengamatan yang jelas;
- menceritakan pengalaman secara jelas; dan
- menjelaskan hubungan kausalitas yang logis. disertai dengan argumen yang logis sehingga dapat meyakinkan pembaca.
Untuk setiap kriteria terdapat 5 (lima) skala pencapaian (1-5). Pendidik membandingkan hasil tulisan murid dengan rubrik untuk menentukan ketercapaian murid. Pencapaian penulisan laporan dilihat dari 3 unsur yaitu pembuka, isi, dan penutup.
Diasumsikan untuk setiap kriteria memiliki tingkat kesulitan yang sama, sehingga bobotnya sama. Pembagi merupakan total dari jumlah skala (dalam hal ini 5 skala) dan nilai maksimum (dalam hal ini nilai maksimumnya 5). Satuan pendidikan dan/atau pendidik dapat memberikan bobot sehingga penghitungan disesuaikan dengan bobot kriteria.
Setelah mendapatkan nilai (baik dari rubrik ataupun nilai dari tes), pendidik dan/atau satuan pendidikan dapat menentukan interval nilai untuk menentukan ketercapaian dan tindak lanjut sesuai dengan intervalnya. Interval nilai yang digunakan adalah sebagai berikut:
Interval | Ketercapaian dan Tindak Lanjut |
---|---|
0 - 20 | Belum mencapai tujuan pembelajaran. Pendidik menanyakan kepada murid tantangan apa yang mereka hadapi (perlu remedial dengan mempelajari kembali seluruh kriteria). |
21 - 40 | Belum mencapai tujuan pembelajaran, perlu remedial dengan mempelajari kembali sebagian besar kriteria. |
41- 60 | Hampir mencapai tujuan pembelajaran, perlu remedial dengan mempelajari kembali kriteria yang diperlukan. |
61 - 80 | Sudah mencapai tujuan pembelajaran. |
81 - 100 | Sudah mencapai tujuan pembelajaran, perlu tantangan lebih (pengayaan). |
Pendekatan dengan interval nilai, jika diperlukan dapat dikonversi dalam angka untuk pengolahan nilai sumatif. Sebagai contoh: Didi memperoleh 3 kriteria pada bobot 4, dan satu kriteria berada pada bobot 2. Oleh karena itu, pendidik dapat menghitung 3x4 = 12, ditambah 2x1 = 2. Jadi, 12+2 = 14. Karena kriterianya ada 4 dan skalanya ada 5 sehingga jumlah pembagi adalah 20. Jadi, 14:20 x100 = 70. Dengan demikian, murid mendapat nilai 70. Dengan menggunakan interval nilai di atas, Didi berada pada interval 61-80.
Dari hasil konversi nilai dan kriteria interval yang digunakan, dapat diambil kesimpulan bahwa murid tersebut sudah mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, Didi dapat melanjutkan pada tujuan pembelajaran selanjutnya, tetapi tidak perlu memberikan pengayaan atau tantangan lebih.
4. Pendekatan Menggunakan Pendekatan Persentase
Sebagai contoh pendidik mengajar bahasa Indonesia pada Fase C. Misalnya, pada Fase C terdapat 4 tujuan pembelajaran. Pada masing-masing tujuan pembelajaran terdapat 5 kriteria/ indikator pembelajaran sehingga dalam satu fase murid mempunyai 20 indikator/ kriteria pembelajaran.
Jika murid A telah mencapai 15 kriteria/ indikator pembelajaran, maka ia telah menguasai 75%. Murid B dinyatakan telah mencapai 18 kriteria pembelajaran. Dengan demikian, murid B telah menguasai 90% dari kriteria pembelajaran yang terdapat pada tujuan pembelajaran.
Pendidik adalah sosok yang paling memahami kemajuan belajar murid sehingga pendidik perlu memiliki kompetensi dan keleluasaan untuk melakukan asesmen agar sesuai dengan kebutuhan murid masing-masing. Keleluasaan tersebut mencakup perancangan asesmen, waktu pelaksanaan, penggunaan teknik dan instrumen asesmen, penentuan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran, dan pengolahan hasil asesmen. Satuan pendidikan berdasarkan kesepakatan pendidik berwenang untuk memutuskan perlu atau tidaknya melakukan penilaian tersebut.
Pendidik perlu memahami prinsip-prinsip asesmen, di mana salah satu prinsipnya adalah bahwa asesmen dilakukan secara objektif. Pendidik diharapkan menggunakan berbagai teknik asesmen, bukan hanya tes tertulis/ lisan, tetapi bisa menggunakan teknik asesmen observasi (murid diamati secara berkala dalam kurun waktu tertentu) dan teknik asesmen performa (praktik, produk, projek, dan portofolio). Hal ini perlu dilakukan agar pembelajaran bisa lebih terfokus pada proses kegiatan pembelajaran yang bermakna sehingga informasi serta umpan balik mengenai kemampuan murid juga menjadi lebih kaya dan bermanfaat dalam proses perancangan pembelajaran berikutnya.
Sumber: Buku Panduan Pembelajaran dan Asesmen Edisi Revisi Tahun 2025