Penguatan numerasi dapat dilakukan guru dengan menekankan pada penalaran matematika dan proses pemecahan masalah matematika dalam konteks kehidupan sehari-hari. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan aktivitas pembelajaran matematika.
- Tahap Pendahuluan: analisis kebutuhan dan konteks, kajian literatur, pengembangan kerangka konseptual atau teoritis dari konten yang akan dikembangkan
- Tahap Pembuatan Prototipe: desain dari prototipe awal sampai prototipe yang sudah valid dan praktis
- Tahap Asesmen: prototipe yang sudah valid dan praktis, diujicobakan pada satu kelas, untuk mengetahui efek yang berpotensi dari aktivitas yang sudah dikembang tersebut. Seperti terhadap kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta didik
Tabel Kriteria Evaluasi yang Berkaitan dengan Tahapan dalam Pengembangan
Kategori Konteks | Kriteria | Deskripsi Singkat |
---|---|---|
Tahap pendahuluan | Penekanan terutama pada validitas konten, bukan pada konsistensi dan kepraktisan | Menganalisis Kurikulum, KD, dan kajian pustaka untuk menghasilkan prototipe awal |
Tahap pembuatan prototipe | Diawali dengan validitas konstruk dan kepraktisan. Selanjutnya untuk efisiensi | Pengembangan dari prototipe awal sampai akhir yang akan diujicobakan dan di-revisi berdasarkan penilaian ahli dan/atau me-lalui FGD (Focus Group Discussion) |
Tahap Asesmen | Kepraktisan dan efisiensi | Prototipe dievaluasi untuk mengetahui kepraktisan, keberlanjutan dan kefektifannya setelah di ujicobakan kepada peserta didik yang menjadi sasaran/ target |
Untuk tahap pengembangan prototipe, guru dapat mengikuti langkah-langkah praktis berikut ini.
- Menentukan Konten Matematika
- Menentukan Konteks yang Sesuai
- Menentukan Kompleksitas Level Kognitif
- Merancang Proses Pembelajaran
- Merancang Kegiatan Penutup
Berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) Pada tahap ini, guru mempelajari KD dan mengidentifikasi apa yang menjadi konsep utama dari kompetensi yang ingin dicapai, kemungkinan “pintu masuk” ke konsep tersebut, serta model yang mendukung pembelajaran matematika. Identifikasi ini dapat dilakukan dengan cara mempelajari natur dari konten matematika yang akan diajar, berdiskusi dengan guru lain, maupun mendasarkan pada pengalaman mengajar peserta didik. Guru kemudian dapat menurunkan KD menjadi Indikator Pencapaian Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran.
Pada tahap ini, guru memikirkan konteks yang relevan dengan peserta didik atau konteks yang menarik bagi peserta didik, dan juga memberikan tantangan yang cukup bagi peserta didik. Guru perlu membedakan antara masalah (problem) dengan latihan (exercise). Latihan digunakan untuk mengasah kemampuan peserta didik dalam pemahaman dan keterampilan yang sudah dipelajari sebagai upaya meneguhkan pembelajaran yang telah terjadi. Masalah melibatkan situasi yang belum diketahui solusi maupun cara penyelesaiannya oleh peserta didik dan membutuhkan pemikiran kritis dan pengambilan keputusan.
Setelah menetapkan konteks, guru menetapkan kompleksitas kognitif yang ingin dicapai. Satu aktivitas pembelajaran dapat dirancang menargetkan satu level saja atau bisa lebih dari satu level kognitif.
Pada langkah ini guru merancang aktivitas pembelajaran sesuai tahapan pemecahan masalah, yaitu (1) Merumuskan, (2) Mengerjakan, dan (3) Menafsirkan dan Mengevaluasi (OECD, 2021) sebagai kegiatan inti. Sebelumnya, guru memikirkan kegiatan pembuka atau pendahuluan yang bertujuan menarik perhatian dan menumbuhkan minat belajar peserta didik melalui penyajian masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sesuai dengan topik dalam konteks yang sudah dipersiapkan di langkah sebelumnya. Masalah yang digunakan haruslah dapat diakses oleh semua peserta didik dengan kemampuan yang beragam namun cukup menantang bagi peserta didik dengan kemampuan yang baik.
Setelah merancang aktivitas pembelajaran inti mengikuti ketiga tahapan pemecahan masalah matematika, guru kemudian membuat kegiatan penutup yang memberikan kesempatan untuk mengadakan diskusi kelas untuk mengkonsolidasi hasil pemecahan masalah yang telah dilakukan oleh peserta didik. Guru juga dapat menggunakan kesempatan untuk melakukan asesmen sebelum mengakhiri pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian dari tujuan pembelajaran dari peserta didik.
Prototipe aktivitas pembelajaran numerasi kemudian dapat divalidasi dan diujicobakan kepada peserta didik. Hasil evaluasi dari ujicoba tersebut kemudian adapat digunakan untuk memperbaiki aktivitas pembelajaran.
Sumber :
Pada Mata Pelajaran Matematika untuk Jenjang Sekolah Menengah Pertama
Direktorat Sekolah Menengah Pertama
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tahun 2021