Penilaian formatif adalah penilaian terhadap pembelajaran yang dilakukan secara aktif, terencana, terus menerus dan sistematis untuk mengumpulkan bukti pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan capaian pembelajaran peserta didik. Guru kemudian dapat menyesuaikan pendekatan pembelajaran menjadi lebih baik memenuhi kebutuhan belajar dari peserta didik yang teridentifikasi. Penilaian formatif juga memberikan umpan balik kepada peserta didik. Tujuan utama penilaian formatif adalah meningkatkan capaian pembelajaran oleh peserta didik, dan dilakukan ketika pembelajaran sedang berlangsung. Fokus penilaian formatif adalah pada proses dan peningkatan (progress) dari pembelajaran dan merupakan bagian yang integral (tidak terpisahkan) dari proses belajar mengajar.
Penilaian formatif mencakup berbagai macam strategi untuk mengungkapkan pemahaman peserta didik sehingga memungkinkan guru untuk secara tepat membantu mereka mengatasi kesulitan pembelajaran yang dihadapi. Guru dapat melakukan penilaian formatif sebelum, selama, dan sesudah pembelajaran.
- Sebelum pembelajaran, penilaian formatif bersifat diagnotik, yaitu bertujuan mengetahui apakah peserta didik sudah memiliki pengetahuan prasyarat yang dibutuhkan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan.
- Selama pembelajaran, penilaian formatif bertujuan memeriksa perkembangan pembelajaran dan memberikan informasi pada guru apakah perlu mengubah pendekatan yang dilakukan.
- Sesudah pembelajaran, penilaian formatif bertujuan mengukur seberapa tercapainya tujuan pembelajaran oleh peserta didik dan menentukan tindakan selanjutnya.
Guru dapat menggunakan AKM versi kelas sebagai diagnostik untuk mengetahui kemampuan numerasi dari peserta didik. Sebagai penilaian formatif, guru dapat memberikan tugas rumah, misalnya proyek sederhana, yang menuntut peserta didik untuk dapat menghubungkan matematika yang mereka pelajari di sekolah dengan kehidupan mereka sehari-hari.
Sebagai contoh, ketika peserta didik berbelanja di toko mereka akan menemukan berbagai sistem yang digunakan untuk ukuran sepatu (juga untuk pakaian) seperti terlihat pada gambar berikut.
Kemudian jika ditelusuri, mereka dapat menemukan informasi bagaimana mengkonversi dari satu sistem ukuran ke sistem ukuran yang lainnya menggunakan tabel konversi. Peserta didik diharapkan dapat menggunakan pengetahuan mengenai rasio dan perbandingan untuk menentukan ukuran sepatu yang tepat. Keterampilan ini menjadi penting khususnya jika berbelanja secara daring tanpa bisa mencoba sepatu terlebih dahulu sebelum membelinya.
Pada kesempatan lain, peserta didik juga dapat dilibatkan untuk memerhatikan struk pembayaran untuk memeriksa perhitungan apakah sudah sesuai setelah dikenakan diskon dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Mereka dapat diajak mendiskusikan pertanyaan, misalnya, “Apakah PPN dikenakan sebelum atau setelah diskon atau tidak ada bedanya?”
Guru juga melaksanakan penilaian terhadap kemampuan peserta didik melakukan pemecahan masalah matematika, keterampilan penalaran matematika dan penggunaan alat matematika dalam proses pemecahan masalah, serta penilaian sikap peserta didik dalam pembelajaran numerasi. Hasil asesmen ini bersifat formatif dan dikomunikasikan kepada peserta didik beserta dengan umpan balik bagaimana peningkatan keterampilan dapat dicapai oleh peserta didik. Guru juga dapat menggunakan kesempatan untuk melakukan penilaian kinerja peserta didik untuk memahami kekuatan dan kelemahan mereka. Peserta didik juga dapat menilai kinerja mereka sendiri (penilaian diri dan penilaian sebaya) selama tahap ini.
Menggunakan Penilaian Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan
- Penilaian Proses Pemecahan Masalah
- Penilaian Keterampilan Penalaran Matematika dan Penggunaan Alat Matematika
- kemampuan menggunakan keterampilan dan alat matematika, dan
- disposisi atau sikap dari peserta didik.
- Penilaian Sikap
- Penilaian Diri Peserta Didik
Proses pemecahan masalah mencakup peserta didik memahami masalah dalam konteks yang dihadapi, menyederhanakan dan memodelkan masalah secara matematis, memecahkan masalah dengan mendapatkan solusi matematikanya, serta menafsirkan dan memeriksa kesahihan hasil dalam konteks masalah tersebut.
Selain asesmen kognitif dengan menggunakan AKM kelas, guru juga perlu melakukan asesmen nonkognitif melalui observasi perilaku peserta didik dengan memerhatikan dan mencatat apa yang mereka katakan dan lakukan di dalam kelas. Ada dua aspek yang berkaitan dengan numerasi yang perlu diperhatikan ketika mengobservasi peserta didik, yaitu :
Untuk menilai disposisi (kualitas yang melekat pada pikiran dan karakter seseorang yang mencakup sikap dan/atau kepercayaan) termasuk rasa percaya diri, keluwesan (fleksibilitas), inisiatif dan risiko, guru dapat menggunakan rubrik berikut ini pada saat mengobservasi peserta didik ketika mereka mengerjakan pekerjaan/tugas numerasi.
Lingkari kata (satu atau lebih) yang menggambarkan bagaimana perasaanmu ketika sedang mengerjakan tugas. Selanjutnya peserta didik dapat menambahkan kata lain pada daftar yang menjelaskan perasaanmu.
senang | tidak bahagia | mantap | bodoh |
pintar | bingung | semangat | tertarik |
tidak terlibat | antusias | tertekan | frustasi |
khawatir | bosan | puas | … |
Lingkari kata (satu atau lebih) yang menggambarkan tugas tersebut. Selanjutnya peserta didik dapat menambahkan kata lain pada daftar yang menjelaskan perasaanmu.
menyenangkan | menantang | susah |
sangat mudah | mengecewakan | sama seperti biasanya |
mengasyikkan | membosankan | … |
menarik | berbeda | … |
Sumber :
Pada Mata Pelajaran Matematika untuk Jenjang Sekolah Menengah Pertama
Direktorat Sekolah Menengah Pertama
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tahun 2021