Read Aloud Untuk Membangun Literasi Anak


Read Aloud Untuk Membangun Literasi Anak

Read aloud atau membaca nyaring adalah suatu metode mengajarkan membaca kepada anak yang paling efektif dan dapat mengkondisikan otak anak untuk mengasosiasikan membaca sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan. Read aloud dapat menciptakan pengetahuan yang menjadi dasar bagi anak, membangun kosakata (vocabulary), dan memberikan cara membaca yang baik. Metode read aloud pertamakali diperkenalkan oleh Jim Trelese dalam bukunya The Read Aloud Handbook.

Pengenalan read aloud dapat dimulai sejak dini atau usia emas antara 0-5 tahun, bahkan sejak semester ke-3 kehamilan. Oleh sebab itu itu semakin dini buku diperkenalkan, maka hasilnya akan semakin optimal dalam upaya menumbuhkan kecintaan anak pada buku. Read aloud juga dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Yang perlu diperhatikan adalah frekuensi dan konsistensi dalam melakukan read aloud.

Manfaat read aloud antara lain dapat membangun literasi anak melalui pengenalan bunyi, intonasi, kemampuan mendengar, berbicara, membaca dan menulis serta membantu anak menambah kosa kata, terutama kosa kata pada buku yang digunakan untuk membaca. Kedekatan orang tua dengan anak juga bisa dicapai karena anak terbiasa dengan suara orang tua dan mendekatkan anak dengan buku. Orang tua yang membacakan cerita kepada anak juga langsung menjadi contoh membaca bagi anaknya (read role model).


A. Pengertian Read Aloud

Pengertian read aloud dari beberapa sumber.

  • Read aloud adalah cara membaca dengan bersuara, yang perlu diperhatikan adalah pelafalan vokal maupun konsonan, nada atau lagu ucapan, penguasaan tanda-tanda baca, pengelompokan kata atau fase ke dalam satuan-satuan ide, kecepatan mata, dan ekspresi (Tarigan, 1986).
  • Read aloud adalah bentuk strategi membaca suatu teks dengan keras yang dapat membantu memfokuskan perhatian secara mental menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dan merancang diskusi. Strategi ini mempunyai efek pada memusatkan perhatian dan membuat suatu kelompok yang kohesif (Ismail, 2008).
  • Read aloud adalah sebuah strategi ini dapat membantu peserta didik dalam berkonsentrasi, mengajukan pertanyaan, dan menggugah diskusi (Zaini, 2008).
  • Read aloud adalah membaca dengan menyuarakan simbol-simbol tertulis berupa kata-kata atau kalimat yang dibaca. Latihan membaca ini lebih cocok diberikan kepada pelajar tingkat pemula (Hermawan, 2011).

B. Tujuan Read Aloud

Tujuan read aloud adalah untuk lebih memotivasi pembelajaran aktif secara individu dan metovasi belajar aktif bersama (cooperative learning). Menurut Zulhannan (2014), tujuan dan manfaat membaca menggunakan read aloud adalah:

  • Medium untuk membangkitkan semangat peserta didik untuk gemar membaca, disamping merasakan nilai sastra dan aspek-aspek yang berkaitan dengan keindahan.
  • Medium untuk memperbaiki ucapan, membenarkan bacaan, mengekspresikan sesuatu yang baik, dan mampu mengungkapkan huruf-huruf dari makhraj al-huruf.
  • Medium pendidik untuk mengetahui kondisi kelemahan peserta didiknya, secara individual dalam mengucap serta memberikan solusi dalam kondisi yang tepat.
  • Medium pendidik untuk mengetahui kesalahan peserta didiknya, sekaligus merupakan standar berhasil tidaknya dalam aktivitas proses pembelajaran terhadap materi yang telah disampaikan.
  • Medium untuk menggembirakan pembaca dan pendengar secara simultan, sehingga keduanya dapat mengadakan internalisasi terhadap bahan bacaan (buku bacaan), jika teks tersebut menarik.

C. Prinsip Read Aloud

Menurut Ismail (2008), terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan read aloud, yaitu:

  • Memahami sifat peserta didik
  • Pada dasarnya peserta didik memiliki sifat rasa ingin tahu atau berimajinasi. Sifat ini merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/ berfikir kritis dan kreatif.

  • Mengenal peserta didik secara individu
  • Perbedaan individu harus diperhatikan dan harus tercermin dalam pembelajaran, karena peserta didik berasal dari latar belakang dan kemampuan yang berbeda. Semua peserta didik di kelas tidak harus melakukan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya (pembelajaran diferensiasi), berikan kebebasan pada mereka. Peserta didik yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu teman sekelasnya yang memiliki kemampuan rendah.

  • Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam pengorganisasian belajar
  • Peserta didik secara alami bermain secara berpasangan atau kelompok. Perilaku yang demikian dapat dimanfaatkan oleh guru dalam pengorganisasian kelas. Dengan kelompok akan memudahkan mereka untuk berinteraksi atau bertukar pikiran.

  • Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif serta mampu memecahkan masalah
  • Penerapan strategi read aloud peserta didik dituntut untuk memecahkan masalah yang telah disiapkan oleh guru sesuai dengan materi pokok. Karena pada dasarnya hidup adalah menyelesaikan masalah, untuk itu peserta didik perlu dibekali berpikir kritis dan kreatif untuk menganalisis masalah (think aloud). Jenis pemikiran ini sudah ada sejak lahir, guru diharapkan dapat mengembangkannya.

  • Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan
  • Pemberian umpan balik merupakan suatu interaksi antara guru dengan peserta didik. Umpan balik hendaknya lebih mengungkapkan kekuatan dan kelebihan peserta didik dari pada kelemahannya. Umpan balik juga harus diberikan secara santun dan halus sehingga tidak menurunkan motivasi peserta didik.

  • Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
  • Penerapan read aloud akan terlihat mana siswa yang aktif fisik dan mana yang aktif mental. Aktif secara mental lebih diinginkan, seperti bertanya, berdiskusi, memberikan gagasan serta menanggapi gagasan kelompok lain.


D. Langkah-langkah Read Aloud

  1. Menurut Zaini (2008), beberapa langkah yang dilakukan oleh guru dalam membaca menggunakan strategi read aloud atau membaca nyaring adalah sebagai berikut:
    • Pilih salah satu teks yang cukup menarik untuk dibaca dengan keras. Usahakan teks tersebut tidak terlalu panjang.
    • Berikan kopian teks kepada siswa/ mahasiswa. Beri tanda poin-poin atau isu-isu yang menarik untuk didiskusikan.
    • Bagi teks dengan paragraf atau yang lain.
    • Undang beberapa siswa/ mahasiswa untuk membaca bagian-bagian teks yang berbeda-beda.
    • Ketika bacaan sedang berlangsung, berhentilah pada beberapa tempat untuk menekankan arti penting poin-poin tertentu, untuk bertanya, atau memberi contoh. Beri siswa/ mahasiswa waktu untuk berdiskusi jika mereka menunjukkan ketertarikan terhadap poin tersebut.
    • Akhir proses dengan bertanya kepada siswa/ mahasiswa apa yang ada dalam teks.

  2. Menurut Hermawan (2011), terdapat beberapa hal yang perlu menjadi perhatian oleh guru dalam pelaksanaan membaca nyaring atau read aloud, antara lain yaitu sebagai berikut:
    • Dalam memulai kegiatan membaca, guru hendaknya memilih pelajar yang bagus bacaannya. Hal ini dimaksudkan selain untuk percontohan bagi teman-temannya, juga akan turut memberikan semangat mereka untuk membaca.
    • Sebaiknya guru menyuruh pelajar untuk membaca di depan kelas, dan sesekali membagikan pandangan kepada teman-temannya saat membaca.
    • Hendaknya guru mampu menciptakan kelas yang turut serta menjadi pengoreksi kesalahan bacaan. Dalam arti semua pelajar harus terlibat memperhatikan bacaan pelajar yang diperintahkan membaca.
    • Tidak diperkenankan guru menyuruh membaca terlalu lama, sebab akan cepat melelahkan. Demikian juga porsi waktu yang digunakan untuk membaca nyaring tidak terlalu lama, sehingga tidak menyita porsi waktu untuk mengajarkan keterampilan yang lain.
    • Untuk menanamkan kemampuan memahami bacaan, di akhir bacaan hendaknya guru mengajak berdiskusi kepada para pelajar tentang isi bacaan.

E. Kelebihan dan Kekurangan Read Aloud

Setiap strategi yang diterapkan dalam sebuah pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Read aloud di samping memiliki banyak kelebihan karena mengacu keaktifan mental peserta didik, namun juga memiliki kekurangan. Menurut Ismail (2008), kelebihan dan kekurangan read aloud adalah sebagai berikut:

  1. Kelebihan Read Aloud
    • Membina dan mengembangkan kemampuan daya fantasi pada peserta didik.
    • Pelajaran dapat dihidangkan dengan lebih menarik bagi murid bila disajikan dalam bentuk membaca dengan keras.
    • Peserta didik dilatih untuk menjadi pendengar yang sopan.
    • Peserta didik memperoleh kesempatan untuk menghayati suatu hiburan.
    • Peserta didik memperoleh penambahan kekayaan pengalaman.
    • Kegemaran dan ketertarikan akan suatu pelajaran dapat dipupuk dan dikembangkan. Kepuasan batiniah dapat diperoleh murid dengan membaca sendiri dengan keras materi bahan bacaan.
    • Memberikan contoh yang baik kepada peserta didik yang lain bagaimana cara membaca yang baik.

  2. Kekurangan Read Aloud
    • Peserta didik akan merasa bosan jika bacaan masih bersifat monoton.
    • Peserta didik di kelas rendah masih belum bisa memahami apa yang dibacanya.
    • Terpupuknya suatu kebiasaan untuk menerima pelajaran harus dengan membaca, daya afektifnya kurang berjalan.
    • Tidak semua guru mampu memberikan materi bahan bacaan yang menarik.
    • Jika kelas-kelas yang berdekatan gaduh atau sedang balajar bernyanyi, maka penyajian dengan metode membaca tidak dapat efisien.
    • Rencana pelajaran (RPP) tidak sesuai waktu yang diinginkan.