Buku Bacaan Bermutu untuk Penguatan Literasi Indonesia


Pada tahun 2022, Kemendikbudristek menyediakan lebih dari 15 juta eksemplar buku bacaan bermutu disertai dengan pelatihan dan pendampingan untuk lebih dari 20 ribu PAUD dan SD yang paling membutuhkan di Indonesia. Program ini diharapkan mampu menjadi solusi bagi rendahnya kompetensi literasi peserta didik di Indonesia.

Hasil Asesmen Nasional (AN) 2021 menunjukkan bahwa Indonesia mengalami darurat literasi, indikatornya adalah 1 dari 2 peserta didik belum mencapai kompetensi minimum literasi. Hasil Asesmen Nasional 2021 konsisten dengan hasil PISA 20 tahun terakhir yang menunjukkan bahwa skor literasi membaca peserta didik di Indonesia masih rendah dan belum berubah secara signifikan di bawah rata-rata peserta didik di negara OECD.

Merdeka Belajar Episode Ke-23 melengkapi berbagai terobosan Merdeka Belajar sebelumnya yang berfokus pada peningkatan kompetensi literasi siswa. Program yang telah dijalankan antara lain:

  • Kampus Mengajar sebagai bagian dari Kampus Merdeka (Eps. 2): Literasi menjadi muatan utama program Kampus Mengajar. Hingga saat ini, lebih dari 90.000 mahasiswa membantu 20.000 sekolah menggiatkan program literasi.
  • Program Organisasi Penggerak (Eps. 4): Melalui Program Organisasi Penggerak, 156 lembaga telah mendampingi sekolah. Salah satu fokus kegiatan lembaga ini adalah penguatan literasi.
  • Kurikulum Merdeka (Eps. 15): Kurikulum Merdeka memberikan ruang yang lebih leluasa bagi guru untuk memanfaatkan buku-buku bacaan dalam pembelajaran.

Untuk meningkatkan kompetensi literasi, diperlukan kualitas pembelajaran yang baik serta difasilitasi dengan ketersediaan dan pemanfaatan buku bacaan secara tepat. Buku berperan penting dalam peningkatan kompetensi literasi dan penumbuhan minat baca. Pemilihan buku yang tidak tepat membuat upaya penumbuhan minat baca tidak efektif.

Buku Bacaan Bermutu untuk Penguatan Literasi Indonesia

Rudine Sims Bishop (1990) menegaskan pentingnya menyediakan berbagai macam buku yang dapat berperan sebagai jendela, pintu geser, dan cermin bagi pembaca.

  • Jendela: Buku membantu pembaca melihat pengalaman baru yang berbeda dari kehidupannya melalui kejadian yang dialami oleh tokoh cerita.
  • Pintu geser: Buku membawa pembaca untuk berimajinasi mengeksplorasi dunia baru melalui ilustrasi dan cerita fantasi.
  • Cermin: Buku memberikan kesempatan untuk melakukan refleksi pengalaman hidupnya sendiri melalui cerita dalam buku.

Ada 3 (tiga) pilar program yang bisa dijalankan untuk meningkatkan kompetensi literasi siswa, yaitu:

  1. Pemilihan dan Perjenjangan Buku
  2. Kemendikbudristek memilih buku berdasarkan kriteria buku bacaan bermutu, yaitu buku yang sesuai dengan minat dan kemampuan baca anak. Terdiri atas 716 judul buku dari pelatihan penulis/ ilustrator lokal, terjemahan bahasa daerah ke bahasa Indonesia dan bahasa asing ke bahasa Indonesia, serta modul literasi numerasi siswa kelas 1-6 SD.

    SebelumSesudah
    Buku bacaan belum sesuai minat dan kemampuan baca anakTersedia kriteria buku bacaan bermutu untuk membantu memilih buku bacaan yang sesuai minat dan kemampuan baca anak
    Buku bacaan bermutu kurang banyak tersedia di perpustakaan dan pojok baca sekolahTersedia buku bacaan bermutu di perpustakaan dan pojok baca sekolah

  3. Cetak dan Distribusi
    • Kemendikbudristek menyediakan 15.356.486 eksemplar (716 judul) buku bacaan bermutu ke 5.963 PAUD di daerah 3T dan 14.595 SD di daerah 3T dan daerah dengan nilai kompetensi literasi/ numerasi merah.
    • Melalui proses lelang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
    • Berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan, Pegiat Literasi, TNI, dan Masyarakat setempat.

  4. Pelatihan dan Pendampingan
  5. Kunci keberhasilan penggunaan buku bacaan adalah pada kemampuan kepala sekolah, guru, dan pustakawan dalam mengelola buku bacaan dan memanfaatkan buku bacaan untuk peningkatan minat baca dan kemampuan literasi siswa.

    1. Mengelola Buku Bacaan
    2. SebelumSesudah
      Kepala sekolah, guru, dan pustakawan belum mengetahui cara mengelola buku bacaan Kepala sekolah, guru, dan pustakawan dapat mengelola buku bacaan dalam hal:
      • Memajang
      • Merawat
      • Merotasi/ menyimpan

    3. Memanfaatkan Buku Bacaan
    4. SebelumSesudah
      Kepala sekolah, guru, dan pustakawan belum mengetahui cara melakukan kegiatan membaca yang menarik dan menyenangkan Kepala sekolah, guru, dan pustakawan diberikan pelatihan dan praktik baik dalam pemanfaatan buku bacaan:
      • Membaca nyaring (read aloud)
      • Membaca bersama
      • Meminjamkan buku
      • Menggunakan buku untuk kegiatan ekstrakurikuler
      • Menggunakan buku untuk melatih guru/ sekolah lain

    5. Pelatihan dilakukan secara berjenjang mulai dari pelatihan tingkat nasional, regional, dan kabupaten di 2022 dan tingkat sekolah di tahun 2023.
      • Nasional
        • Fasilitator dari Tim Literasi Kemendikbudristek
        • 37 peserta dari Pegiat Literasi
      • Regional
        • 37 fasilitator dari Pegiat Literasi
        • 239 peserta dari Dinas Pendidikan, Balai Bahasa, dan Pegiat Literasi Kabupaten
      • Kabupaten
        • 239 peserta dari Dinas Pendidikan, Balai Bahasa, dan Pegiat Literasi Kabupaten
        • 1.998 peserta Kepala Sekolah, Guru, atau Pustakawan dari 58 kabupaten
        • 1.998 peserta mengimbaskan ilmu ke sekolah terdekat
      • Sekolah
      • PAUD dan SD yang belum mendapat pelatihan pada 2022, dilanjutkan pada 2023 melalui:
        • Kampus Mengajar 5 (145 SD 3T dan 1,001 SD Intervensi Khusus)
        • ToT Widyaiswara/ Widyaprada (5,466 SD dan 5,963 PAUD 3T)
        • PDM 10 dan Mitra (5,985 SD Intervensi Khusus)

    6. Praktik baik pemanfaatan buku bacaan bermutu di sekolah
    7. Menyebarkan kegembiraan membaca
    8. Menyebarkan kegembiraan membaca membutuhkan kerja sama dan gotong royong berbagai pihak, di antaranya pemerintah, sekolah, komunitas, keluarga, dan orang tua.

      • Dharma Wanita Persatuan (DWP) merupakan organisasi kemasyarakatan yang menghimpun dan membina istri pegawai ASN dengan kegiatan pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya. Sebagai salah satu organisasi wanita terbesar dengan anggota tersebar dari kelurahan hingga nasional, bahkan di luar negeri, DWP memiliki program yang mendukung peningkatan literasi, antara lain:
        • Kampanye Gerakan Keluarga Cerdas Membaca
        • Kampanye Gemar Membaca dalam rangka peningkatan minat baca
        • Penyediaan dan/atau pemanfaatan taman baca
      • Untuk penerima buku bacaan bermutu
        • Fasilitasi sekolah dalam memanfaatkan buku bacaan
        • Praktikkan materi dari pelatihan ke kegiatan pembelajaran, pembiasaan membaca setiap hari, dan membaca untuk kesenangan
        • Imbaskan informasi dari pelatihan ke sekolah terdekat
        • Dampingi anak-anak membaca atau bacakan buku bacaan untuk anak-anak
        • Sediakan lingkungan membaca yang ramah anak
        • Gotong royong untuk terus menambah koleksi bacaan bermutu yang bervariasi dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik
      • Untuk non-penerima buku bacaan bermutu
        • Sosialisasikan buku bacaan dan penggunaan aplikasi SIPLah / ARKAS dalam pembelanjaannya
        • Siapkan anggaran pengadaan buku bacaan dan/atau perpustakaan/ pojok baca
        • Akses modul pelatihan literasi di Platform Merdeka Mengajar (PMM)
        • Manfaatkan platform digital untuk mengakses buku bacaan bermutu
        • Kembangkan koleksi buku bacaan bermutu menggunakan Dana BOS
        • Mulai pembiasaan membaca setiap hari
        • Dampingi anak-anak membaca atau bacakan buku bacaan untuk anak-anak
        • Sediakan lingkungan membaca yang ramah anak
        • Gotong royong untuk terus menambah koleksi bacaan bermutu yang bervariasi dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik

Sumber:
Paparan Medikbudristek Pada Peluncuran Program Merdeka Belajar Episode ke-23