Asesmen merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran. Prinsip asesmen menjadi panduan agar proses penilaian benar-benar mencerminkan pencapaian belajar murid secara utuh, adil, dan bermakna. Asesmen tidak hanya menjadi alat untuk mengukur hasil belajar, tetapi juga sebagai proses refleksi dan perbaikan serta tindak lanjut dari pembelajaran yang mendukung perkembangan kompetensi murid secara berkelanjutan.
Dalam merencanakan dan melaksanakan asesmen, pendidik perlu mengacu pada 3 (tiga) prinsip asesmen dalam pembelajaran, yaitu: berkeadilan, ojektif, dan edukatif.
A. Berkeadilan
Asesmen hasil belajar murid dilakukan sesuai dengan tujuan asesmen secara berkeadilan. Pendidik melakukan asesmen yang tidak bias oleh latar belakang, identitas, atau kebutuhan khusus murid.
Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen Berkeadilan
- Asesmen tidak dipengaruhi oleh latar belakang dan identitas apapun.
- Asesmen untuk murid berkebutuhan khusus memerlukan akomodasi/ penyelarasan dalam bentuk soal/ instrumen, format jawaban, setting, dan lama waktu.
- Terkait dukungan untuk transisi PAUD ke SD, satuan pendidikan menyesuaikan kebijakan SPMB (Sistem Penerimaan Murid Baru) untuk tidak menggunakan tes terkait calistung (baca, tulis, hitung) sebagai pertimbangan kriteria masuk Sekolah. Hal ini dikarenakan setiap murid memiliki hak untuk mendapatkan layanan pendidikan dasar yang disesuaikan dengan karakteristik belajar anak usia dini.
- Pendidik menentukan kriteria ketercapaian dan menyampaikannya pada murid sehingga mereka memahami ekspektasi yang perlu dicapai.
- Pendidik berkolaborasi dalam merancang asesmen sehingga dapat menggunakan kriteria yang serupa dan sesuai dengan tujuan asesmen.
- Pendidik merancang asesmen untuk mendorong murid terus meningkatkan kompetensinya melalui asesmen dengan tingkat kesulitan yang tepat dan umpan balik yang membangun.
- Pada konteks PAUD, yang dipantau tidak hanya kemajuan elemen CP, tetapi juga tumbuh kembang anak secara keseluruhan.
B. Objektif
Asesmen hasil belajar murid dilakukan sesuai dengan tujuan asesmen secara objektif. Pendidik melakukan asesmen berdasarkan pada informasi faktual atas pencapaian perkembangan atau hasil belajar murid. Asesmen dilakukan secara konsisten dan berdasarkan kriteria ketercapaian yang jelas serta disepakati, bukan berdasarkan persepsi pribadi atau faktor subjektif lainnya. Asesmen fokus pada kompetensi yang ingin dicapai, dengan prosedur dan instrumen asesmen yang sahih dan reliabel.
Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen Objektif
- Pendidik menguatkan asesmen di awal pembelajaran yang digunakan untuk merancang pembelajaran sesuai dengan kesiapan murid.
- Asesmen awal pada murid berkebutuhan khusus dapat dilakukan sebelum perencanaan pembelajaran yang mencakup aspek akademik dan atau nonakademik.
- Pendidik merencanakan asesmen yang selaras dengan tujuan pembelajaran.
- Pendidik menganalisis, merefleksi, dan menindaklanjuti hasil asesmen.
- Pendidik menggunakan berbagai teknik asesmen, bukan hanya tes tertulis/ lisan, tetapi juga bisa menggunakan teknik asesmen observasi (murid diamati secara berkala dalam kurun waktu tertentu) dan teknik asesmen performa (praktik, produk, projek, dan portofolio).
C. Edukatif
Asesmen hasil belajar murid dilakukan sesuai dengan tujuan asesmen secara edukatif. Pendidik melakukan asesmen yang hasilnya digunakan sebagai umpan balik bagi pendidik, murid, dan orang tua untuk meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar yang membangun, mendorong perbaikan, dan memotivasi murid untuk terus belajar. Asesmen tidak hanya menghakimi hasil, tetapi memperkuat proses belajar.
Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen Edukatif
- Pendidik merencanakan pembelajaran dengan merujuk pada tujuan yang hendak dicapai.
- Pendidik melibatkan murid dalam melakukan asesmen, melalui penilaian diri, penilaian antarteman, refleksi diri, dan pemberian umpan balik antarteman dengan memberikan rambu-rambu yang jelas.
- Pendidik menyusun laporan kemajuan belajar secara ringkas, mengutamakan informasi yang paling penting untuk dipahami oleh murid dan orang tua.
- Pendidik menggunakan hasil asesmen sebagai bahan diskusi untuk menentukan hal-hal yang sudah berjalan baik dan area yang perlu diperbaiki. Satuan pendidikan memiliki strategi agar hasil asesmen digunakan sebagai refleksi oleh murid, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
- Pendidik memberikan umpan balik kepada murid berupa kalimat dukungan untuk menstimulasi pola pikir bertumbuh secara berkala dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersama-sama orang tua.
- Pendidik merancang asesmen yang dapat meningkatkan kompetensi murid dengan tingkat kesulitan yang sesuai dengan kemampuan murid dan umpan balik yang membangun.
- Pendidik melakukan asesmen sebagai bagian dari proses pembelajaran dan bukan hanya untuk kepentingan menguji.
- Pendidik menggunakan teknik asesmen yang beragam sesuai dengan fungsi dan tujuan asesmen. Hasil dari asesmen formatif digunakan untuk umpan balik pembelajaran, sementara hasil dari asesmen sumatif digunakan untuk pelaporan hasil belajar.
Sumber: Buku Panduan Pembelajaran dan Asesmen Edisi Revisi Tahun 2025