Membangun Kecakapan Berpikir Untuk Membenahi Literasi


Membangun kecakapan berpikir merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan dalam rangka membenahi literasi melalui lingkungan belajar. Kecakapan berpikir membantu siswa tumbuh sebagai individu yang dapat mengambil keputusan berdasarkan alur berpikir yang baik. Siswa yang memiliki kecakapan berpikir kritis akan terbiasa dan mampu dalam memahami data dengan lengkap, mengolah informasi dan data dengan baik, mengelompokkan informasi, melakukan refleksi dan membandingkan informasi untuk membantu mereka memecahkan masalah dengan baik. Kecakapan berpikir kritis pada akhirnya akan menghantarkan siswa dalam mencapai level keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS).

Sekolah harus menyediakan media yang dapat mengasah kemampuan berpikir kritis siswa, diantaranya catur, puzzle, balok lego, rubik, dan flashcard yang diletakkan di perpustakaan, ruang kelas, serta tempat yang sering dikunjungi siswa. Selain itu, sekolah juga membuat, menempelkan, dan menggunakan media poster yang mengandung pesan urgensi berpikir kritis.

Kecakapan berpikir siswa dapat diperkuat melalui beragam kegiatan yang menyenangkan di luar pembelajaran. Setelah memperkaya bahan bacaan, guru diharapkan mendampingi siswa untuk menyampaikan pendapat dan pemikiran baik secara lisan maupun tertulis. Berikut ini beberapa upaya yang bisa ditempuh dalam membangun kecakapan berpikir untuk membenahi literasi.

  1. Membangun Kecakapan Berpikir melalui Aktivitas Membaca
  2. Membaca itu kegiatan berpikir. Makin sering membaca, pikiran siswa semakin terasah, terampil, dan cakap dalam suatu hal. Oleh karena itu kecakapan berpikir perlu terus dibangun melalui aktivitas membaca. Kalau siswa sering membaca, selain dapat menghibur dan menambah pengetahuan, mereka terlatih untuk berpikir kritis sehingga dapat:

    • memahami informasi dalam teks,
    • menginterpretasi dan mengintegrasikan informasi,
    • mengevaluasi dan merefleksikan informasi.

  3. Membangun Kecakapan Berpikir melalui Bedah Buku
  4. Bedah buku adalah kegiatan menilai, mengkritik, membandingkan, dan mengevaluasi sebuah buku. Hal tersebut dapat dilakukan melalui proses berpikir yang harus dilatih secara terus-menerus. Proses inilah yang memampukan siswa untuk memiliki kecakapan berpikir yang baik.

    Bedah buku dapat dilakukan secara individu maupun kelompok, daring ataupun luring sesuai dengan kondisi dan ketersedian sumber daya. Acara dapat dikemas dalam bentuk talk show atau diskusi dengan mengundang penulis atau narasumber relevan.

  5. Membangun Kecakapan Berpikir dengan Bermain Peran
  6. Bermain peran dilakukan setelah siswa membaca atau menyimak teks. Mereka menjadi tokoh yang ada di dalam buku. Agar sesuai dengan karakter tokoh, siswa belajar memahami karakter. Mereka juga perlu memahami struktur, alur, dan pesan cerita sehingga keseluruhan cerita terangkai apik.

    Saat bermain peran, siswa mengembangkan kemampuan berkomunikasi. Mereka harus mengatur waktu berbicara, mendengar, bernegosiasi, dan mendengarkan pendapat atau ide orang lain.

    Dengan bermain peran, siswa menemukan bakat dan minat, kemampuan, dan keterbatasannya. Mereka berimajinasi dan mengeksplorasi pengalaman, keterampilan, dan kemampuannya.

    Membangun Kecakapan Berpikir Untuk Membenahi Literasi
  7. Membangun Kecakapan Berpikir dengan Menulis Sinopsis
  8. Untuk dapat mendeskripsikan isi buku, siswa perlu membaca buku dengan pemahaman yang tinggi. Pada genre fiksi, membuat sinopsis berarti menguraikan sifat tokoh utama, tujuan, dan kemampuannya menghadapi konflik.

    Pada genre nonfiksi, sinopsis berupa uraian resume hal-hal penting yang tercantum dalam buku. Keberhasilan membuat sinopsis dipengaruhi oleh kecakapan berpikir yang terlatih dan memerlukan proses yang tidak singkat. Mereka pun dituntut mengerahkan segenap pengalaman dan pengetahuannya terkait tema buku.

    Menulis sinopsis dapat dilakukan sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Siswa ditugaskan membaca buku secara berkelompok maupun individu.

  9. Membangun Kecakapan Berpikir melalui Pidato
  10. Berpidato adalah kemampuan seseorang dalam mengungkapkan gagasan, pikiran, dan ide-ide dalam bentuk kata-kata secara lisan kepada orang banyak. Kemampuan ini didukung penggunaan bahasa yang baik serta wawasan keilmuan yang luas dan dapat dipertanggungjawabkan.

    Melalui pidato, siswa didorong untuk menguasai topik dan mengolah gagasan serta menyampaikan pendapat dengan baik dan runtut agar mudah dipahami oleh orang lain. Siswa juga belajar menguasai bahasa dengan baik dan benar sehingga dapat menyusun kata yang tepat dan struktur kalimat yang sesuai dengan tata bahasa.


Sumber:
Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar
Kemendikbudristek 2023