Capaian Pembelajaran (CP) di Kurikulum Merdeka


A. Pengertian Capaian Pembelajaran

  • Capaian Pembelajaran (CP) menjadi acuan utama untuk pembelajaran di suatu sekolah yang telah melaksanakan implementasi kurikulum merdeka.
  • Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai murid pada setiap fase perkembangan. Capaian Pembelajaran mencakup sekumpulan kompetensi dan lingkup materi, yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi.
  • Capaian Pembelajaran (CP) memuat aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dirangkaikan sebagai satu kesatuan proses berkelanjutan sehingga membangun kompetensi yang utuh dari suatu mata pelajaran.
  • Capaian Pembelajaran (CP) merupakan media/ alat yang dirancang pemerintah untuk mencapai perkembangan anak yang lebih optimal dan merujuk pada STPPA (Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak). STPPA adalah salah satu dari standar pendidikan nasional dalam kurikulum PAUD, setara dengan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) di Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
  • Capaian Pembelajaran di PAUD didesain untuk membangun kesenangan belajar dan kesiapan bersekolah anak.
  • STPPA dapat digunakan satuan pendidikan sebagai referensi tambahan dan menjadi pertimbangan saat satuan pendidikan merumuskan visi, misi, dan profil lulusan dalam kurikulum operasional satuan pendidikan (KOSP).

B. Fase Capaian Pembelajaran

  • Capaian Pembelajaran (CP) untuk pendidikan anak usia dini (PAUD) terdiri atas satu fase, yaitu fase Fondasi. Guru PAUD merujuk pada Capaian Pembelajaran (CP) untuk bermain belajar karena sudah memadukan rujukan STPPA, standar isi, dan standar penilaian, sehingga guru dapat lebih mudah, praktis, dan semakin terarah dalam merancang kegiatan bermain-belajar.
  • Capaian Pembelajaran (CP) juga memasukkan arah kebijakan pendidikan di PAUD dengan rumusan kemampuan yang perlu dimiliki anak sebagai respons dari perubahan yang terjadi di lingkungan baik di lingkup lokal, nasional, maupun global.
  • Capaian Pembelajaran (CP) untuk pendidikan dasar dan menengah terdiri dari 6 fase (A - F), atau tahapan yang meliputi seluruh jenjang pendidikan dasar dan menengah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, SDLB, SMPLB, SMALB, Paket A, Paket B, dan Paket C). Capaian Pembelajaran untuk pendidikan dasar dan menengah juga disusun untuk setiap mata pelajaran.
  • Penyusunan Capaian Pembelajaran (CP) per fase merupakan upaya penyederhanaan sehingga peserta didik dapat memiliki waktu yang memadai dalam menguasai kompetensi.
  • Penyusunan CP per fase ini juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat pencapaian (Teaching at the Right Level) atau biasa dikenal sebagai pembelajaran diferensiasi, kebutuhan, kecepatan, dan gaya belajar mereka. Hal ini karena CP disusun dengan memperhatikan fase-fase perkembangan anak.
  • Penyusunan Capaian Pembelajaran (CP) per fase berguna bagi guru dan satuan pendidikan. Guru dan satuan pendidikan dapat memperoleh keleluasaan dalam menyesuaikan pembelajaran sehingga selaras dengan kondisi dan karakteristik peserta didik.
  • Peserta didik tidak selalu berada di fase yang sama untuk setiap mata pelajaran. Penetapan fase didasarkan pada hasil asesmen, seorang peserta didik mungkin saja berada di fase yang berbeda untuk beberapa mata pelajaran. Penyesuaian dimungkinkan pada fase yang berbeda dari Capaian Pembelajaran (CP) setiap mata pelajaran.

C. Lingkup Capaian Pembelajaran

  • Capaian Pembelajaran (CP) pada level konsentrasi keahlian adalah kompetensi minimum pada suatu keahlian. SMK dan mitra dunia kerja dapat mengembangkan tujuan pembelajaran sesuai dengan konteks ketenagakerjaan dalam dunia kerja tersebut.
  • Capaian Pembelajaran (CP) mata pelajaran keterampilan didasarkan pada SK3PD (Standar Kompetensi Kerja Khusus Bagi Penyandang Disabilitas) yang setara dengan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Capaian Pembelajaran (CP) bukan pengganti SKL atau STPPA.
  • Dalam kerangka kurikulum, CP kedudukannya di bawah Standar Nasional Pendidikan (SNP), setara dengan KI - KD dalam Kurikulum 2013.
  • Satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat menentukan Capaian Pembelajaran untuk muatan lokal yang kemudian dapat dipetakan ke dalam mata pelajaran lainnya.

D. Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Khusus

  • Murid berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual dapat menggunakan CP pendidikan khusus. Sementara itu, murid berkebutuhan khusus tanpa hambatan intelektual dapat menggunakan CP umum dengan menerapkan prinsip modifikasi kurikulum.
  • Capaian Pembelajaran (CP) pendidikan khusus disusun berdasarkan CP reguler yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan ABK. CP ini bersifat fleksibel karena dibuat secara global dan dapat diterapkan untuk semua ketunaan dengan patokan kondisi anak berhambatan intelektual.
  • Untuk peserta didik yang tidak memiliki hambatan intelektual, dapat tetap menggunakan CP yang sama dengan satuan pendidikan reguler.

E. Pengembangan Capaian Pembelajaran

  • Guru menganalisis kompetensi yang ada di Capaian Pembelajaran (CP) per fase lalu menurunkannya pada kompetensi yang dicapai peserta didik di kelas yang diajarnya. Kompetensi ini disusun secara berjenjang dari awal tahun hingga akhir tahun. Guru kemudian menurunkan kompetensi ini dalam indikator capaian kompetensi untuk diukur dalam asesmen (bisa dalam bentuk lembar amatan atau bentuk asesmen yang lain).
  • Guru juga berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua selama proses pembelajaran terkait dengan hasil asesmen diagnostik, asesmen formatif, dan asesmen sumatif secara intensif, transparan, dan personal. Selanjutnya, bila belum mampu untuk melakukannya sendiri, guru dapat bekerja sama dengan guru lain untuk melakukan analisis dan menurunkannya menjadi alur tujuan pembelajaran atau ATP.

F. Referensi Implementasi Capaian Pembelajaran

  • Kepala satuan pendidikan dan pendidik dapat menggunakan buku teks, buku panduan, dan modul ajar yang telah diterbitkan oleh Kemendikbudristek.
  • Pada satuan PAUD, buku panduan guru terdiri dari buku panduan pengembangan pembelajaran, elaborasi masing-masing elemen CP, pengembangan pembelajaran berbasis buku cerita (untuk penguatan literasi dini), dan projek penguatan profil pelajar Pancasila.