Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan


Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka

Implementasi perubahan kebijakan pendidikan, termasuk kurikulum, adalah suatu proses yang kompleks. Pemerintah memandang bahwa implementasi kurikulum adalah suatu proses pembelajaran yang panjang sehingga pendidik dan satuan pendidikan diberikan kesempatan untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sesuai dengan kesiapan masing-masing. Seperti halnya peserta didik belajar sesuai dengan tahap kesiapan dan tahap capaian mereka, pendidik dan satuan pendidikan juga perlu belajar mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sesuai dengan kesiapan masing-masing, dan berangsur-angsur semakin mahir dalam menggunakannya.

Seperti halnya Capaian Pembelajaran (CP) yang dirancang per fase dan dimulai dari kompetensi yang paling sederhana, tahapan-tahapan implementasi kurikulum juga dikembangkan untuk membantu pendidik dan satuan pendidikan dalam menetapkan target implementasi Kurikulum Merdeka. Kesiapan pendidik dan satuan pendidikan tentu berbeda-beda, oleh karena itu tahapan implementasi ini dirancang agar setiap pendidik dapat dengan percaya diri mencoba mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Rasa percaya diri yang dimaksud merupakan keyakinan bahwa pendidik dapat terus belajar dan mengembangkan kemampuan dirinya untuk melakukan yang terbaik dalam mengimplementasikan kurikulum. Kemampuan untuk terus belajar merupakan modal penting bagi pendidik, termasuk dalam mengimplementasikan kurikulum. Ia tidak harus langsung fasih dalam menerapkannya, melainkan melalui tahapan-tahapan.

Tahapan-tahapan ini dikembangkan sebagai langkah atau proses belajar untuk melakukan perubahan atas praktik pembelajaran dan asesmen yang perlu dilakukan pendidik saat mereka menggunakan Kurikulum Merdeka. Secara teknis pendidik dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka pada tahap yang berbeda. Namun demikian, secara filosofis setiap tahapan dirancang agar pendidik tetap mengacu pada prinsip-prinsip pembelajaran dan asesmen. Sebagai contoh yang diperlihatkan dalam Tabel Tahapan Implementasi, pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik perlu dilakukan. Namun demikian, implementasinya tidak harus langsung pada pengelompokkan peserta didik. Sebagian pendidik yang kesulitan untuk melakukan pengelompokan, dapat mempelajarinya dengan menerapkan model yang paling sederhana, yaitu dengan melakukan asesmen awal pembelajaran dan kemudian menjadi peka akan adanya kebutuhan belajar yang berbeda-beda.

Tabel Tahapan Implementasi di bawah ini memperlihatkan bagaimana aspek-aspek dalam Kurikulum Merdeka dapat diterapkan secara bertahap. Tabel ini dapat digunakan oleh satuan pendidikan dan/atau pemerintah serta organisasi atau lembaga yang berperan dalam mendukung implementasi kurikulum di satuan pendidikan dan daerah. Adanya pentahapan ini menunjukkan bahwa satuan pendidikan dapat mulai mengimplementasikan pada tahap yang lebih rendah dibandingkan dengan satuan pendidikan lain, namun pelaksanaannya tetap berpegang pada prinsip-prinsip perancangan kurikulum yang berlandaskan pada filosofi Merdeka Belajar dan mengarah pada penguatan kompetensi dan karakter yang telah ditetapkan.


Tabel Tahapan Implementasi

  1. Tahap Awal
  2. AspekTahapan
    Perancangan alur tujuan pembelajaran untuk PAUD, jenjang pendidikan dasar dan menengah
    • Menggunakan contoh Alur Tujuan Pembelajaran yang disediakan oleh Kemendikbudristek.
    • Guru memahami kompetensi esensial yang harus dikuasai siswa dari materi ajar yang disampaikannya.
    Penggunaan dan pengembangan perangkat ajar untuk PAUD, jenjang pendidikan dasar dan menengah
    • Menggunakan buku teks dan modul ajar sebagai sumber utama pengajaran dan perangkat ajar lainnya sebagai referensi tambahan.
    • Untuk PAUD, buku teks merujuk pada 6 buku panduan guru.
    Penerapan pembelajaran Guru secara percaya diri menggunakan metode pengajaran yang bervariasi namun belum berpusat pada siswa.
    Keterpaduan penilaian dalam pembelajaran
    • Guru melakukan asesmen pada awal pembelajaran namun tidak digunakan untuk merancang pembelajaran.
    • Asesmen berfungsi untuk mendapatkan umpan balik untuk siswa.
    • Guru mulai memperhatikan kesesuaian antara asesmen dengan tujuan pembelajaran.
    • Menggunakan asesmen yang sesuai untuk menilai kompetensi esensial dari mata pelajaran.
    • Untuk konteks PAUD, kompetensi esensial dalam elemen capaian pembelajaran.
    Pembelajaran sesuai tahap capaian belajar peserta didik
    • Berdasarkan asesmen formatif, guru mengajar seluruh siswa di kelasnya sesuai dengan fase capaian belajar mayoritas siswa di kelasnya.
    • Untuk konteks PAUD: yang sesuai dengan tahapan perkembangan mayoritas anak di kelasnya.
    Kolaborasi antar guru untuk keperluan kurikulum dan pembelajaran Guru berkolaborasi untuk keperluan projek profil Pancasila.
    Kolaborasi dengan orang tua/ keluarga
    • Orang tua mendapatkan informasi seputar kurikulum dan pembelajaran.
    • Guru memberikan informasi tentang isu yang dialami siswa.
    • Untuk konteks PAUD, informasi meliputi informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
    Kolaborasi dengan masyarakat/ industri Guru sudah merancang pelibatan masyarakat/ komunitas/ industri dalam proses pembelajaran atau acara, namun belum terlaksana.
    Refleksi, evaluasi dan peningkatan kualitas implementasi kurikulum Refleksi dan evaluasi satu arah dari pimpinan satuan pendidikan, dan belum berbasis data.

  3. Tahap Berkembang
  4. AspekTahapan
    Perancangan alur tujuan pembelajaran untuk PAUD, jenjang pendidikan dasar dan menengah Melakukan penyesuaian terhadap alur tujuan pembelajaran yang disediakan oleh Kemendikbudristek (misalnya mengubah bahan bacaan, asesmen formatif, dsb.)
    Penggunaan dan pengembangan perangkat ajar untuk PAUD, jenjang pendidikan dasar dan menengah Guru bisa memilah dan memilih materi dari buku teks dan perangkat ajar lainnya supaya sesuai konteks lokal dan kebutuhan siswa.
    Penerapan pembelajaran Guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada siswa
    Keterpaduan penilaian dalam pembelajaran
    • Guru melakukan asesmen pada awal pembelajaran dan hasilnya digunakan untuk merancang pembelajaran.
    • Asesmen berfungsi untuk mendapatkan umpan balik untuk siswa dan untuk guru tapi belum ada tindak lanjut.
    • Menggunakan asesmen yang bervariasi dan sesuai dengan tujuan pembelajaran serta kompetensi esensial yang beragam.
    Pembelajaran sesuai tahap capaian belajar peserta didik Berdasarkan asesmen formatif, guru mengajar seluruh siswa di kelasnya sesuai dengan fase capaian belajar mayoritas siswa di kelasnya dan dengan memberikan perhatian khusus terhadap siswa yang membutuhkan perlakuan yang berbeda.
    Kolaborasi antar guru untuk keperluan kurikulum dan pembelajaran Guru berkolaborasi untuk keperluan projek penguatan profil pelajar Pancasila dan berkoordinasi dalam rapat perencanaan dan evaluasi kurikulum.
    Kolaborasi dengan orang tua/ keluarga
    • Orang tua mendapatkan informasi kurikulum dan pembelajaran di awal dan akhir semester termasuk projek profil di semester tersebut.
    • Guru membuka komunikasi dua arah dengan orang tua untuk mendiskusikan perkembangan belajar anak, tanpa kesepakatan tindak lanjut.
    Kolaborasi dengan masyarakat/ industri Guru melibatkan komunitas/ industri hanya untuk mendukung suatu acara yang tidak berkelanjutan.
    Refleksi, evaluasi dan peningkatan kualitas implementasi kurikulum
    • Refleksi dan evaluasi dilakukan sebagian pendidik merujuk pada Rapor Pendidikan.
    • Sebagian pendidik bekerja dalam tim kecil (kelompok mata pelajaran atau Fase) untuk melakukan perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi.

  5. Tahap Siap
  6. AspekTahapan
    Perancangan alur tujuan pembelajaran untuk PAUD, jenjang pendidikan dasar dan menengah
    • Melakukan perombakan terhadap alur tujuan pembelajaran yang disediakan oleh Kemendikbudristek.
    • Koordinator kurikulum di satuan pendidikan memimpin proses perancangan, memonitor implementasi, dan memimpin proses evaluasi kurikulum mata pelajaran.
    Penggunaan dan pengembangan perangkat ajar untuk PAUD, jenjang pendidikan dasar dan menengah
    • Pembelajaran di beberapa mata pelajaran/ muatan pembelajaran bervariasi antara menggunakan buku teks pelajaran dan perangkat ajar lainnya, berdasarkan keputusan logis guru.
    • Sebagian guru menambah referensi dari sumber lain yang tervalidasi, selain dari Platform Merdeka Mengajar.
    • Sebagian guru mampu membuat perangkat ajarnya sendiri.
    Penerapan pembelajaran
    • Guru menggunakan lebih banyak metode pembelajaran dengan lebih terampil, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dituju, kebutuhan dan minat siswa.
    • Guru mulai berperan sebagai fasilitator dengan memberikan lebih banyak kesempatan untuk siswa belajar mandiri, bertanggung jawab atas proses belajar mereka.
    Keterpaduan penilaian dalam pembelajaran
    • Guru melakukan asesmen pada awal pembelajaran dan hasilnya digunakan untuk merancang pembelajaran.
    • Asesmen berfungsi untuk mendapatkan umpan balik untuk siswa dan untuk guru sudah melakukan tindak lanjut.
    • Satuan pendidikan mengembangkan kebijakan yang mendorong guru untuk merencanakan asesmen yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
    Pembelajaran sesuai tahap capaian belajar peserta didik
    • Berdasarkan asesmen pada awal pembelajaran, siswa di kelas yang sama dibagi menjadi dua kelompok menurut capaian belajar mereka, dan keduanya diajarkan oleh guru yang sama. Dengan demikian, setiap siswa dapat belajar sesuai dengan fase capaian belajarnya.
    • Sekolah menyelenggarakan program pelajaran tambahan untuk siswa yang belum siap untuk belajar sesuai dengan kelasnya.
    Kolaborasi antar guru untuk keperluan kurikulum dan pembelajaran Guru berkolaborasi untuk keperluan projek profil Pancasila dan berkolaborasi dalam pembelajaran di awal (perencanaan) dan sepanjang semester, misalnya melalui berbagi praktik baik, berbagi info tentang perangkat ajar, dsb.
    Kolaborasi dengan orang tua/ keluarga
    • Informasi yang diberikan kepada orang tua lebih mendetail dan orang tua berkesempatan untuk terlibat dalam proses pembelajaran, seperti menjadi narasumber.
    • Guru membuka komunikasi dengan orang tua untuk mendiskusikan perkembangan belajar siswa dan tindak lanjut yang perlu dilakukan.
    Kolaborasi dengan masyarakat/ industri Guru melibatkan masyarakat/ komunitas/ industri dengan jangkauan yang lebih luas dalam beberapa kegiatan pembelajaran peserta didik, namun masih bersifat insidental.
    Refleksi, evaluasi dan peningkatan kualitas implementasi kurikulum
    • Refleksi dan evaluasi dilakukan sebagian guru, berdasarkan data yang didapat dari Rapor Pendidikan dan diperkaya oleh pengalaman para guru.
    • Bekerja dalam tim kecil (kelompok mata pelajaran atau Fase) untuk melakukan perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi.
    • Terdapat kebijakan satuan pendidikan mengenai refleksi dan evaluasi kurikulum (contohnya pertemuan rutin guru, umpan balik siswa).

  7. Tahap Mahir
  8. AspekTahapan
    Perancangan alur tujuan pembelajaran untuk PAUD, jenjang pendidikan dasar dan menengah
    • Mengembangkan alur tujuan pembelajaran secara mandiri dengan merujuk pada Capaian Pembelajaran.
    • Koordinator kurikulum di satuan pendidikan memimpin proses perancangan, memonitor implementasi, dan memimpin proses evaluasi kurikulum mata pelajaran.
    Penggunaan dan pengembangan perangkat ajar untuk PAUD, jenjang pendidikan dasar dan menengah
    • Pembelajaran bervariasi antara menggunakan buku teks pelajaran dan perangkat ajar lainnya yang diperoleh dari berbagai sumber yang tervalidasi, berdasarkan keputusan logis guru dan merujuk pada tujuan pembelajaran.
    • Sebagian besar guru mampu membuat perangkat ajarnya sendiri yang kontekstual dan membagikannya ke komunitas belajar dan atau secara daring dalam Platform Merdeka Mengajar.
    Penerapan pembelajaran
    • Membedakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, performa, dan minat siswa.
    • Menggunakan hasil asesmen untuk merancang pembelajaran yang berbeda antara dua atau lebih kelompok siswa.
    • Guru terbiasa memfasilitasi dengan memberikan lebih banyak kesempatan untuk siswa belajar mandiri, bertanggung jawab atas proses belajar.
    Keterpaduan penilaian dalam pembelajaran
    • Guru melakukan asesmen pada awal pembelajaran dan hasilnya digunakan untuk merancang pembelajaran.
    • Guru mampu melakukan penyesuaian sepanjang proses pembelajaran agarsemua siswa mencapai tujuan pembelajaran.
    • Guru menggunakan hasil asesmen untuk mengidentifikasi kebutuhan siswa sehingga dapat mengajar di level yang sesuai.
    • Sekolah mengembangkan kebijakan yang mendorong penggunaan hasil asesmen untuk mendesain kurikulum dan instruksi.
    Pembelajaran sesuai tahap capaian belajar peserta didik
    • Berdasarkan asesmen pada awal pembelajaran, siswa di kelas yang sama dibagi menjadi dua atau lebih kelompok menurut capaian belajar mereka, dan keduanya diajarkan oleh guru yang sama.
    • Sekolah menyelenggarakan berbagai program seperti pelajaran tambahan untuk siswa yang belum siap untuk belajar sesuai dengan kelasnya dan untuk siswa yang membutuhkan pengayaan atau tantangan lebih.
    Kolaborasi antar guru untuk keperluan kurikulum dan pembelajaran
    • Guru berkolaborasi untuk keperluan projek profil Pancasila dan kurikulum operasional satuan pendidikan.
    • Ada kebijakan dan mekanisme yang mendorong kolaborasi guru untuk kegiatan belajar intrakurikuler dan juga projek profil, misalnya melalui observasi kelas, kegiatan refleksi pembelajaran, kegiatan berbagi praktik baik, dsb.
    Kolaborasi dengan orang tua/ keluarga
    • Orang tua memberikan umpan balik terhadap kurikulum dan pembelajaran.
    • Projek penguatan profil pelajar Pancasila dirancang dengan melibatkan orang tua dan masyarakat.
    • Komunikasi antara guru siswa-orang tua untuk mendiskusikan tahapan belajar dan tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk membantu siswa.
    Kolaborasi dengan masyarakat/ industri Guru melibatkan jaringan masyarakat/ komunitas/ industri sesuai dengan konteks dan kebutuhan proses pembelajaran peserta didik, berdasarkan perencanaan pembelajaran.
    Refleksi, evaluasi dan peningkatan kualitas implementasi kurikulum
    • Refleksi dan evaluasi sudah menjadi budaya satuan pendidikan, berdasarkan data yang didapat dari Rapor Pendidikan dan diperkaya dengan umpan balik dari warga satuan pendidikan.
    • Bekerja dalam tim kecil (kelompok mata pelajaran atau Fase) untuk melakukan perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi.
    • Terdapat kebijakan satuan pendidikan mengenai refleksi dan evaluasi kurikulum (contohnya pertemuan rutin guru, umpan balik siswa).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan tahapan-tahapan implementasi dalam Tabel di atas, yaitu:

  • Tahapan-tahapan dalam Tabel Tahapan Implementasi bukanlah suatu ketetapan yang baku atau terstandarisasi. Satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat mengembangkan tahapan-tahapan implementasi yang lebih sesuai dengan kondisi dan kekhasan masing-masing.
  • Tahapan-tahapan ini digunakan sebagai bahan refleksi diri tentang kesiapan pendidik dan/atau satuan pendidikan sehingga tidak digunakan sebagai alat/ instrumen untuk mengukur kinerja pendidik dan/atau satuan pendidikan yang membawa dampak pada karier atau kesejahteraan mereka. Implementasi sesuai tahapan yang disepakati bersama tidak seharusnya memberikan dampak apapun terhadap penilaian kinerja pendidik atau satuan pendidikan.
  • Tahapan-tahapan ini digunakan sebagai bahan diskusi antar pendidik dalam satuan pendidikan dan dalam komunitas belajar di mana pendidik menjadi bagiannya. Diskusi tersebut membahas hal-hal teknis apa yang perlu dilakukan untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sesuai tahap masing-masing.
  • Pimpinan satuan pendidikan serta pemerintah daerah perlu mendukung pendidik dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sesuai dengan tahap kesiapan pendidik, serta memberikan dukungan agar berangsur-angsur pendidik meningkatkan tahap implementasinya.

Catatan untuk pengawas/ penilik:

Sebagai fasilitator, pengawas/penilik mendukung satuan pendidikan dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sesuai dengan kesiapan mereka. Saat berdiskusi dengan kepala satuan pendidikan dan/atau pendidik, pengawas/penilik perlu bertanya target dan rencana implementasi yang akan dilakukan pada semester atau tahun ajaran tersebut. Implementasi setiap pendidik dan/atau satuan pendidikan dapat beragam, sesuai dengan kesiapan dan rasa percaya diri pendidik/ satuan pendidikan. Apabila implementasi aspek-aspek Kurikulum Merdeka masih pada tahap awal, tidak apa-apa karena seiring waktu mereka akan semakin mahir dan bergerak ke tahap berikutnya. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat digunakan untuk memantik diskusi bersama kepala satuan pendidikan dan/atau pendidik, antara lain:

  • Apa yang menjadi pertimbangan pendidik dan/atau kepala satuan pendidikan untuk mengimplementasikan aspek-aspek Kurikulum Merdeka pada tahap yang dipilihnya?
  • Strategi apa yang disepakati oleh pendidik dalam satuan pendidikan tersebut untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sesuai tahapnya?
  • Strategi apa yang akan digunakan satuan pendidikan untuk meningkatkan tahap implementasi di masa yang akan datang?
  • Dukungan apa yang dibutuhkan pendidik dan/atau kepala satuan pendidikan untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sesuai tahapnya?
  • Dukungan apa yang dibutuhkan pendidik dan/atau kepala satuan pendidikan untuk dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka pada tahap berikutnya atau yang lebih mahir?

Sumber:
Panduan Pembelajaran dan Asesmen PAUD, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kemendikbudristek 2022