Asesmen Sebagai Bagian dari Desain Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Asesmen Sebagai Bagian dari Desain Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Asesmen atau penilaian merupakan bagian penting dari pembelajaran dalam projek. Oleh karena itu, dalam merencanakan projek, termasuk dalam menyusun modul projek, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merancang asesmen pada Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, yaitu:

  1. Pertimbangkan keberagaman kondisi peserta didik dan sesuaikan metode asesmen. Tidak semua jenis asesmen cocok untuk semua kegiatan dan individu peserta didik. Asesmen yang beragam dapat membantu pendidik dan peserta didik merasakan pembelajaran yang berbeda. Gunakan pertanyaan ini untuk memandu pembuatan asesmen:
    1. Apa dan bagaimana tingkat kemampuan peserta didik? Apakah sesuai dengan fase pencapaian elemen dan sub-elemen profil?
    2. Berapa jumlah peserta didik yang terlibat dalam projek?
    3. Seberapa besar perbedaan kompetensi peserta didik?
    4. Bagaimana tingkat keberagaman budaya, sosial dan ekonomi, peserta didik? Apakah keberagaman itu bisa menjadi hambatan pembelajaran peserta didik dalam projek?
  2. Pertimbangkan tujuan pencapaian projek dan membuat asesmen yang bukan hanya berfokus pada produk pembelajaran, tetapi berfokus pada dimensi, elemen, dan sub-elemen Profil Pelajar Pancasila yang disasar.
  3. Pembuatan indikator perkembangan sub-elemen antarfase di awal projek berguna untuk memperjelas tujuan projek.
  4. Bangun keterkaitan antara asesmen diagnostik, formatif, dan sumatif. Hasil dari asesmen diagnostik dapat dipakai untuk memetakan kekuatan dan kelemahan peserta didik sebagai acuan Tim Fasilitasi dalam menentukan indikator performa peserta didik ketika merancang asesmen formatif dan sumatif. Asesmen formatif yang disusun dengan memperhatikan tugas sumatif dapat menurunkan beban kerja peserta didik dan memperjelas relevansi tugas formatif. Misalnya, di projek "Sampahku, Tanggung jawabku", asesmen akhir berupa kegiatan menarik seperti pameran poster aksi merupakan puncak dari proses pembelajaran melalui projek. Karena pembuatan poster adalah kegiatan yang cukup berat, peserta didik sudah dipersiapkan sebelumnya dengan kegiatan formatif di mana peserta didik mendapatkan umpan balik mengenai poster dan presentasinya.
  5. Jelaskan tujuan asesmen dan libatkan peserta didik dalam proses asesmen. Misalnya, peserta didik dapat memilih topik yang akan dinilai, metode asesmen (tertulis/ tidak tertulis atau tes lisan, presentasi/pembuatan poster), dan pengembangan rubrik. Pendidik juga dapat membimbing peserta didik dalam menggunakan rubrik/kriteria penilaian agar peserta didik merasa terlibat dalam mengelola dan menilai proses pembelajaran mereka sendiri.

A. Peran Asesmen Diagnostik, Formatif, dan Sumatif Dalam Projek

  1. Waktu penggunaan
    1. Asesmen Diagnostik
      • Pada awal perencanaan projek (identifikasi kesiapan satuan pendidikan), jika membuat sendiri modul projek
      • Pada saat penentuan dimensi, elemen, dan sub-elemen, jika menggunakan modul projek sudah ada
    2. Asesmen Formatif
    3. Berkala, berkelanjutan selama projek
    4. Asesmen Sumatif
      • Biasanya dilakukan pada akhir projek
      • Dapat dilakukan di akhir tahap kegiatan jika diperlukan (terutama di projek dengan jangka waktu yang panjang)

  2. Pihak yang memberikan asesmen
    1. Asesmen Diagnostik : Pendidik
    2. Asesmen Formatif : Pendidik, peserta didik secara pribadi (self assessment), sesama peserta didik (peer assessment), mitra satuan pendidikan dalam projek (misalnya: orang tua, narasumber projek)
    3. Asesmen Sumatif : Pendidik

  3. Contoh bentuk asesmen
    1. Asesmen Diagnostik : Rubrik, observasi, kuesioner, refleksi, esai
    2. Asesmen Formatif : Rubrik, umpan balik (dari pendidik dan sesama peserta didik) baik secara lisan maupun tertulis, observasi, diskusi, presentasi, jurnal, refleksi, esai
    3. Asesmen Sumatif : Rubrik, presentasi, poster, diorama, produk teknologi atau seni, esai, kolase, drama

  4. Manfaat untuk tim fasilitasi projek
    1. Asesmen Diagnostik
      • Menciptakan garis dasar (baseline) untuk menilai kemampuan awal peserta didik. Informasi ini dipakai untuk merencanakan kegiatan projek yang efektif dan bermakna untuk peserta didik, untuk mencapai konsep learning at the right level
      • Menentukan sub-elemen yang sesuai dengan fasenya
      • Mengetahui perkembangan peserta didik di akhir projek
    2. Asesmen Formatif
      • Mengawasi pembelajaran peserta didik selama projek
      • Memastikan perkembangan kompetensi peserta didik sesuai dengan sub-elemen Profil Pelajar Pancasila yang disasar
      • Mengecek pemahaman peserta didik mengenai isu projek
    3. Asesmen Sumatif
      • Mengukur apakah peserta didik sudah mengembangkan kompetensi dari sub-elemen dari elemen dan dimensi Profil Pelajar Pancasila sesuai fase yang disasar
      • Menyusun projek selanjutnya

  5. Manfaat untuk peserta didik
    1. Asesmen Diagnostik
      • Memahami performa di awal projek
    2. Asesmen Formatif
      • Membantu peserta didik memperbaiki dan mengembangkan diri
      • Membantu peserta didik mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dalam asesmen sumatif di akhir
      • Mengoptimalkan dampak projek
    3. Asesmen Sumatif
      • Memahami performa di akhir projek
      • Memahami apakah mereka sudah memenuhi capaian projek dan sejauh mana sudah mencapai fase perkembangan sub-elemen dari dimensi Profil Pelajar Pancasila yang disasar

B. Alur Asesmen Projek

Prasyarat: Pendidik perlu mempelajari dan memahami kesinambungan alur perkembangan dimensi untuk setiap sub-elemen Profil Pelajar Pancasila

  1. Menentukan tujuan pembelajaran (sesuai alur perkembangan dimensi)
  2. Contoh: Fase D:

    "Menjelaskan perubahan budaya seiring waktu dan sesuai konteks, baik dalam skala lokal, regional, dan nasional. Menjelaskan identitas diri yang terbentuk dari budaya bangsa."

    Sub-elemen: Mendalami budaya dan identitas budaya
    Elemen: Mengenal dan menghargai budaya
    Dimensi: Berkebinekaan Global

  3. Merancang indikator (memastikan kedalaman tujuan, membuat indikator yang mencakup aspek kognitif/ pengetahuan, sikap, dan keterampilan)
  4. Contoh:
    "Mampu menjelaskan perkembangan budaya daerah sebagai bagian dari budaya nusantara",
    "Mampu menunjukkan sikap toleran terhadap perbedaan budaya",
    "Mampu merefleksikan identitas diri yang terbentuk dari keragaman budaya di nusantara"

  5. Menyusun strategi asesmen
    • Dengan cara apa peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dan perilaku yang sesuai (penguasaan tujuan)? (Mengembangkan bentuk asesmen: menyajikan informasi/membuat produk/melakukan sesuatu)
    • Dengan cara apa pendidik bisa mengukur kemampuan peserta didik tersebut? (Mengembangkan instrumen asesmen: soal tes tertulis, kuis (pemahaman), jurnal, lembar ceklis/observasi, rubrik, portofolio (kinerja/ keterampilan)

  6. Mengolah hasil asesmen dan bukti pencapaian peserta didik untuk membuat inferensi (kesimpulan) mengenai pencapaian peserta didik terhadap tujuan pembelajaran
    • Hasil asesmen bisa didapatkan dari skor tes, isian lembar ceklis/observasi, identifikasi rubrik
    • Bukti pencapaian dapat berupa produk belajar seperti catatan, lembar jawaban, hasil karya, foto/rekaman saat melakukan pekerjaan, dan sebagainya

  7. Menyusun rapor
  8. Menentukan pencapaian peserta didik (berupa pencapaian standar fase: awal berkembang, mulai berkembang, berkembang, sangat berkembang) dan mendeskripsikan catatan prosesnya dalam satu paragraf


C. Rubrik Asesmen Projek

Rubrik merupakan salah satu alat asesmen yang sering dipakai untuk pembelajaran kolaboratif seperti projek. Rubrik dapat dipakai oleh pendidik dan peserta didik untuk melakukan evaluasi kualitas performa peserta didik secara konsisten, membangun, dan objektif.

  1. Manfaat Rubrik
    • Bagi pendidik
    • Rubrik yang efektif dapat mengurangi waktu yang dihabiskan pendidik untuk menilai karena sudah ada deskripsi jelas yang menjadi acuan pendidik. Deskripsi ini memastikan konsistensi dan objektivitas dalam menilai sehingga dapat mengurangi ketidakpastian dan keluhan tentang nilai.

    • Bagi peserta didik
    • Rubrik yang efektif dapat memberikan peserta didik pemahaman yang jelas mengenai ekspektasi suatu tugas dan keterkaitan tugas dengan tujuan projek. Oleh karena itu, peserta didik dapat berlatih mengevaluasi pekerjaan mereka sendiri menggunakan rubrik yang ada. Rubrik juga bisa dipakai sebagai acuan pemberian umpan balik.

  2. Membuat Rubrik Yang Efektif Untuk Projek
    • Jumlah kriteria dan tingkatan kualitas performa, yaitu 3 - 5 tingkatan kualitas performa dan lebih dari 2 kriteria performa.
    • Deskripsi yang jelas dan dapat dibedakan antar tingkatan. Memiliki kriteria dan deskripsi terperinci akan kualitas performa sesuai dengan tingkatannya, hal yang membuat peserta didik memenuhi kriteria, misalnya "mulai berkembang", "sudah berkembang", "mahir", "sangat mahir".
    • Deskripsi yang mudah untuk diobservasi. Rubrik dibuat untuk mempermudah penilaian dan menjaga penilaian tetap objektif. Oleh karena itu, penjelasan kriteria tidaklah lagi bersifat analitis tetapi deskriptif yang bisa dengan mudah dinilai dari observasi.
    • Dokumen Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Dalam mengembangkan rubrik untuk projek, pendidik dapat mengacu kepada naskah akademik Profil Pelajar Pancasila untuk melihat sub-elemen profil yang bisa dikembangkan melalui projek. Rincian alur perkembangan sub-dimensi dari fase A hingga fase E dapat dipakai sebagai acuan apakah anak sudah mengembangkan keterampilan di sub-elemen tertentu sesuai fasenya.
    • Tipe aktivitas. Selain memperhatikan elemen dan sub-elemen projek, pembuatan rubrik juga harus memperhatikan tipe aktivitas dan ketrampilan yang bisa dikembangkan dari aktivitas tersebut. Misalnya, rubrik untuk poster akan berbeda dengan rubrik menulis esai argumentatif karena mengasah keterampilan yang berbeda.
    • Libatkan peserta didik dalam merancang rubrik. Ketika mereka berkontribusi membuat kriteria penilaian dengan cara yang bermakna, pembelajaran menjadi semakin efektif karena peserta didik cenderung melihat penilaian sebagai peluang untuk umpan balik dan berkmebang karena mereka memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan kegiatan projek mereka.

Sumber:
Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA)
Kemendikbudristekdikti